>

Jadi Lawan Perlambatan Ekonomi

Jadi Lawan Perlambatan Ekonomi

 Selain itu, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan memiliki anggaran sangat kecil dibanding yang lain. Padahal, dua kementerian tersebut juga berkaitan erat dengan Nawa Cita, yaitu peningkatan daya saing serta daya beli masyarakat. ‘’Tanpa menggerakkan ekonomi, program-program pemerintah yang lain bisa terganggu. Seharusnya anggarannya bisa lebih tinggi,’’tegasnya.

 

 Suryani juga menilai ada beberapa asumsi makro di APBN 2016 yang menunjukkan pemerintah masih belum optimistis menatap kondisi tahun depan. Padahal, pelaku usaha sekarang justru lumayan optimistis perekonomian membaik tahun depan. ‘’Setidaknya akan lebih baik daripada tahun ini. Tapi, kenapa hanya 5,3 persen? Itu menunjukkan bahwa pemerintah masih ragu-ragu,’’sebutnya.

 

 Suryani khawatir keraguan pemerintah menatap masa depan ekonomi Indonesia tahun depan direspons negatif oleh pengusaha dan pasar. Pengusaha bisa jadi akan menunda rencana investasi dan masyarakat bakal menunda pembelian. ‘’Kalau pengusaha wait and see, pasar wait and see, ini berbahaya. Ekonomi akan kembali stuck seperti sekarang,’’ungkapnya.

 

 Keraguan pemerintah juga tampak dari penetapan asumsi rupiah yang naik menjadi Rp 13.900 per dolar Amerika Serikat (AS). Padahal, berdasar hitungannya, tahun depan rupiah bisa dipatok di kisaran Rp 13.250 per dolar AS. Asumsi inflasi yang 4,7 persen juga dianggap terlalu tinggi. ‘’Secara umum kita melihat pemerintah kurang percaya diri dengan asumsi-asumsi itu,’’ucapnya.

(dee/wir/c9/sof)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: