>

Presiden Siap Temui Elit KIH

Presiden Siap Temui Elit KIH

JAKARTA - Agenda reshuffle kabinet jilid II tinggal menunggu proses politik bersama partai-partai koalisi. Pasalnya, secara teknis saat ini, rapor kinerja kabinet setiap kementerian sudah berada di tangan Presiden Joko Widodo.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan, bahwa dari waktu ke waktu presiden telah mendengarkan apa saja yang berkembang di masyarakat. Termasuk, performa dan capaian dari masing-masing menteri. Selain, laporan secara rutin, dari dirinya sebagai seskab dan mensesneg.

‘’Lalu, apakah hak dan kewenangan (merombak kabinet) itu akan digunakan atau tidak oleh presiden, termasuk kapan, tentunya presiden dan wapres yang tahu,’‘ beber Pramono Anung, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin (4/11).

Dia menambahkan sistem presidensial yang dianut negeri telah memberikan hak prerogatif pada presiden untuk mengelola kabinetnya. ‘‘Yang jelas, dalama waktu dekat, presiden akan bertemu dengan ketua-ketua partai KIH (Koalisi Indonesia Hebat, Red). Waktu dan tempatnya kapan, hanya presiden juga yang tahu dan mengatur nantinya,’‘ tandasnya.

Meski demikian, dia mengelak kalau pertemuan dengan pimpinan KIH tersebut akan secara khusus membahas soal reshuffle kabinet dan komposisinya. Mantan sekjen DPP PDIP itu menyatakan kalau pertemuan akan membicarakan beberapa hal update situasi terkini.

Misalnya, sebut dia, persoalan APBN 2016 yang baru saja disahkan di parlemen maupun perkembangan sosial politik lainnya. ‘‘Jadi biasa saja, pertemuan itu kan sudah dijadwalkan, seharusnya tiap awal bulan, tapi ini hampir dua bulan (belum terlaksana),’‘ katanya.

Momentum reshuffle kabinet kerja mulai kembali memanas pasca pertemuan sejumlah elit KIH di kediaman Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan pertemuan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (3/11) lalu. Di hari yang sama, salah satu petinggi PAN juga sudah sempat mengungkap tentang kemungkinan pelaksanaan reshuffle yang akan dilakukan presiden. Yaitu, pada pertengahan November bulan ini atau pasca pelaksanaan Pilkada Serentak 9 Desember 2015 nanti.

Namun, berdasar sejumlah informasi yang dihimpun dari beberapa sumber di internal elit KIH, beberapa partai masih keberatan dengan masuknya PAN di kabinet. Apalagi, jika keputusan memasukkan ke kabinet kader partai yang baru menyusul bergabung dalam partai pendukung pemerintahan itu, harus memangkas jatah menteri partai-partai yang sudah sejak awal berada di koalisi.

Berdasar informasi yang dihimpun pula, Partai Nasdem diantara yang paling resisten dengan masuknya kader PAN ke kabinet. Upaya lobi pun dilancarkan pada anggota-anggota KIH lainnya untuk bersama-sama menolak.

Saat reshuffle jilid I lalu, Nasdem memang satu-satunya partai anggota KIH yang kadernya terlempar dari kabinet. Yaitu, mantan Menkopolhukam Tedjo Edhie Purdjianto. Seiring berhembusnya reshuffle jilid II, salah satu kader partai pimpinan Surya Paloh yang kini duduk sebagai jaksa agung, Prasetyo, juga termasuk yang paling kencang terkena hembusan bakal diganti.

Masuknya PAN dalam pemerintahan memang nampaknya masih membutuhkan sejumlah kalkulasi yang hati-hati. Khususnya, terkait siapa sosok menteri atau anggota kabinet yang bakal tergusur dalam reshuffle jilid 2 nanti.

Meski demikian, pertemuan Zulkifli dengan Presiden Jokowi pada Selasa (3/11) malam makin memperkuat spekulasi dilakukannya reshuffle. Duduk berdampingan satu meja dalam jamuan makan malam acara kenegaraan, Presiden Jokowi dan Zulkifli tampak akrab dan cair bertukar pandangan.

Saat ditemui di sela-sela apel persiapan pilkada di kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Zulkifli menyebut pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo membahas berbagai isu. Namun, isu pertemuan itu sama sekali tidak membahas rencana reshuffle.

\"Oo, nggak ada itu. Urusannya lain. Soal reshuffle itu haknya pak Presiden,\" kata Zulkifli, kemarin (4/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: