SAH : Pemerintah Kurang Memfasilitasi Dunia Kepemudaan
JAKARTA – Dinamika dunia kepemudaan memiliki dimensi yang cukup komplek dan strategis. Strategis dikarenakan mereka merupakan penanggungjawab estafet kepemimpinan bangsa ke depan. Dilain pihak, kompleksitas dan tantangan kepemudaan kita sangat beragam.
“Sebenarnya pemuda kita sudah memiliki wadah untuk menempa diri melalui organisasi kepemudaan (OKP), Pramuka, Karang Taruna, BEM hingga Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai tempat berhimpun organisasi kepemudaan,“ ujar Anggota DPR RI Komisisi X, Sutan Adil Hendra (SAH) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/11).
Hanya saja menurut tokoh yang menjabat Ketua Pengendali Komisi Fraksi Gerindra di DPR RI ini, pemerintah terkesan kurang memfasilitasi dunia kepemudaan untuk berkembang sesuai dengan dinamika zaman yang mengglobal. Ini dapat dilihat dari minimnya anggaran dan program yang diusulkan Kemenpora untuk pemuda dalam APBN 2016.
“Dalam rapat anggaran dengan Menpora saya bertanya, kok tidak ada program pembinaan atau pelatihan serta alokasi anggaran untuk OKP dan KNPI secara khusus untuk menjalankan roda organisasinya. Seharusnya ini bisa dengan gamblang dianggarkan, bukan hanya sebatas bantuan jika ada propasal,” jelas SAH.
Makanya, ia menolak anggaran renovasi Rp 500 Milyar untuk GBK oleh Menpora, dan dana yang ada dipergunakan untuk program beasiswa pemuda menimbah ilmu seluas mungkin.
SAH menilai ada cara pandang pemerintah yang keliru dalam menangani organisasi kepemudaan. Bahkan pemerintah tidak melihat pemuda sebagai mitra pembangunan, tapi hanya sebatas kelompok seremonial yang terikat dalam suatu AD/ART. Sehingga mereka diperlakukan tidak sesuai dengan dinamika zaman. Paling mereka diundang untuk seminar, bukan difasilitasi untuk membuat seminar.
“Cara pandang ini yang harus kita rubah, saatnya pemuda lebih kita fasilitasi untuk menempa diri,” harap Ketua DPD Gerindra Jambi ini. (dez/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: