Menang Telak, Target 70 Persen, Hasil 80 Persen

 Menang Telak, Target 70 Persen, Hasil 80 Persen

Kursi Presiden Milik Partai Suu Kyi

 

YANGON - Komisi Pemilihan Umum Myanmar mengumumkan kemenangan besar Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) kemarin (13/11). Partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi itu berhasil meraup 80 persen suara dalam pemilu pada Minggu (8/11). Padahal, awalnya, NLD hanya menargetkan kemenangan sekitar 70 persen.

  \'Kami sudah sangat siap untuk membentuk pemerintahan sejak bertahun-tahun lalu,\' kata jubir NLD Nyan Win tentang kemenangan partainya. Dengan 80 persen dukungan, NLD berhak atas sedikitnya 364 kursi di parlemen. Itu merupakan jumlah yang lebih dari cukup untuk menjadi penguasa parlemen bikameral Myanmar. Konstitusi menegaskan bahwa partai yang menguasai dua per tiga kursi parlemen tersebut berhak menjadi penguasa.

  Kemenangan besar itu juga memungkinkan NLD untuk membentuk pemerintahan tunggal, tanpa perlu berkoalisi. Tidak hanya itu, NLD yang menguasai majelis tinggi dan majelis rendah tersebut juga berhak memilih presiden. Sayangnya, konstitusi melarang NLD memberikan mandat kepada Suu Kyi untuk menjadi kepala negara. Sebab, Suu Kyi bersuami warga asing dan dua putranya bukan warga negara Myanmar.

  Nyan Win mengungkapkan bahwa partainya sudah tidak sabar untuk segera membentuk pemerintahan baru. Maklum, NLD sudah berjuang selama sekitar 25 tahun sebelum akhirnya menang lewat pemilu. Apalagi, junta militer yang masih bercokol di Myanmar tidak lagi menganulasi hasil pemilu yang berpihak kepada NLD seperti kasus pada 1990. Itu bakal menjadi pemerintahan demokratis pertama sejak 1960.

  Pengumuman kemenangan besar NLD tersebut menjadi kado istimewa bagi Suu Kyi. Kemarin tepat lima tahun ikon demokrasi Myanmar itu menyandang status sebagai orang bebas. Ya, lima tahun lalu, junta militer membebaskan putri mendiang Jenderal Aung San tersebut dari status tahanan rumah yang selama ini melekat. Perempuan bertubuh mungil itu pun lantas bisa meninggalkan kediamannya di tepi Danau Inya.

  \'Saya sangat senang mendengar kemenangan NLD ini. Daw Aung San Suu Kyi pasti akan berbuat lebih banyak bagi kepentingan rakyat ketimbang pemerintah yang sekarang berkuasa,\' ucap Moe Thu. Seperti NLD, pedagang asongan berusia 66 tahun itu pun sudah menunggu selama seperempat abad untuk menyaksikan kepemimpinan Suu Kyi.

  Sebelum pengumuman resmi hasil pemilu tersebut, Presiden Thein Sein sudah memberikan ucapan selamat kepada Suu Kyi. Itu menjadi pengakuan resmi pemerintahan junta terhadap kemenangan NLD. Suu Kyi pun lantas membalas ucapan selamat sang presiden dengan ajakan rekonsiliasi. Yakni, tidak hanya dengan Thein Sein, tetapi juga Ming Aung Hlaing yang menjabat sebagai panglima Angkatan Darat (AD).

  Sayangnya, untuk menunjuk presiden, NLD harus menunggu sampai Maret. Jauhnya jarak pembentukan pemerintahan dan pemilu itu membuat sejumlah pihak cemas. Mereka khawatir masa transisi justru akan membuat Myanmar bergolak. Sebab, selama sekitar empat bulan, Thein Sein yang dikendalikan junta masih akan memerintah. Sementara itu, NLD sudah mulai menyusun agenda pemerintahan.

Pemilu Myanmar yang berjalan lancar meski diwarnai laporan intimidasi dan nihilnya suara Rohingya menuai perhatian PBB. Sekjen PBB Ban Ki-moon memberikan ucapan selamat kepada Suu Kyi atas kemenangan NLD. Tidak hanya itu, diplomat asal Korea Selatan (Korsel) tersebut juga mengapresiasi keberanian dan visi masa depan Thein Sein tentang demokrasi.

  Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama juga sudah menelepon Suu Kyi dan Thein Sein. Dia memberikan ucapan selamat kepada dua tokoh Myanmar tersebut atas pemilu yang berlangsung damai itu. \'Ini peluang yang sangat baik bagi rakyat Burma (Myanmar) untuk mewujudkan demokrasi,\' ungkap Ben Rhodes, salah seorang jubir Gedung Putih, menirukan Obama.

  Sementara itu, kaum Rohingya yang tidak diakui sebagai warga negara Myanmar dan tidak mempunyai suara dalam pemilu juga menyambut baik kemenangan NLD. Terutama karena mereka menaruh harapan yang tinggi kepada Suu Kyi. \'Saya harap semuanya akan menjadi sedikit lebih baik bagi kami (Rohingya),\' tutur Noor Bagum, salah seorang penduduk Rohingya di Kamp Thae Chaung, Kota Sittwe, Negara Bagian Rakhine.

  Jika mempunyai hak pilih, menurut Noor Bagum, dirinya juga pasti akan memberikan dukungannya bagi NLD. Mewakili sekitar 1 juta kaumnya, dia berharap NLD akan memberikan kepastian hukum bagi mereka. Khususnya, terkait dengan kewarganegaraan mereka. Sebab, kaum Rohingya adalah komunitas stateless yang tidak diakui sebagai warga Myanmar atau negara mana pun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: