SAH Dorong Program Antisipasi Kemiskinan Pendidikan
JAKARTA - Salah satu dampak tingginya angka kemiskinan adalah berkurangnya akses masyarakat terhadap pendidikan. Sehingga ini harus segera di antisipasi oleh pemerintah, agar kesempatan dan pemerataan untuk mengenyam pendidikan bermutu tetap terbuka bagi mereka yang kurang mampu.
“Kini orang tua yang anaknya bersekolah, tidak punya banyak kemampuan lagi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak mereka. Karena pendapatan mereka tak sebanding dengan kenaikan harga barang. Bahkan banyak yang harus kehilangan pekerjaan karena PHK, sehingga jangankan mau membayar bimbingan belajar, untuk biaya sekolah hari - hari saja susah,” ujar anggota Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra (SAH) dalam acara bedah APBN Pendidikan 2016 di Senayan kemarin.
Pandangan SAH ini sejalan dengan data di lapangan yang menunjukan indikasi krisis ekonomi telah berdampak pada dunia pendidikan. Seperti angka berhenti atau cuti kuliah mahasiswa di PTN / PTS se Indonesia meningkat 11 persen lebih dari tahun kemarin.
“Beberapa rektor PTS mengeluh, di Perguruan Tinggi swasta sekarang tunggakan SPP mahasiswa tinggi sekali. Hampir 32 persen mahasiswa kesulitan membayar, biasanya tak sampai 8 persen jika dirata ratakan ditiap kopertis,” imbuh suami dari ibu Effi Herawati ini.
Gejala ini meskipun berskala mikro merupakan pertanda krisis ekonomi telah berdampak pada dunia pendidikan. Jika tidak dilakukan berbagai program antisipasi SAH mengkawatirkan pendidikan Indonesia akan mengalami kemunduran. Masyarakat lebih memilih mendahulukan kebutuhan yang lain dibanding sekolah.
“Jika ini terjadi merusak fundamental pendidikan Indonesia. Kita akan kehilangan momentum melakukan akselerasi peningkatan kualitas bangsa,” tegasnya.
Sehingga mengantisipasi hal ini komisi yang membidangi pendidikan mendorong pemerintah untuk menyiapkan jaring pengaman sosial pendidikan untuk keluarga miskin, pra sejahtera ataupun korban PHK.
“Jadi DPR meminta ada perubahan alokasi sasaran dana kartu Indonesia pintar yang lebih mengarah pada kelompok miskin. Sehingga mereka bisa terbantu dalam menyekolahkan anaknya, ini penting agar kita tak kehilangan generasi emas dalam satu dasa warsa ke depan,” pungkasnya. (dez/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: