>

Tiga Hari Jelang MEA

Tiga Hari Jelang MEA

Jambi Optimis Tanpa Strategi

 Pemberlakuan pasar bebas ASEAN hanya menghitung hari. Hal ini menimbulkan ke khawatiran banyak pihak termasuk warga Jambi.

 PILKADA sudah usai. Para calon pemimpin daerah terpilihpun sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hanya tiga daerah yang masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun, bukan berarti warga Jambi sudah bisa tidur nyenyak menarik selimut malam.  Tantangan kedepan semakin berat. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah dipelupuk mata. Persaingan bukan lagi antar warga Jambi, kedepan persaingan melibatkan warga 11 negara ASEAN. Tak hanya Malaysia dan Singapura, tapi juga Thailand, Filipina, Vietnam, Timor Timur, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam.

Gubernur terpilih, Zumi Zolapun beberapa waktu lalu mengaku akan mengevaluasi program pemerintah provinsi Jambi. Dia akan membuat program unggulan untuk mencapai Jambi tuntas 2021.

“Saya ambil contoh pelabuhan Ujung Jabung, tetapi kita harus bicara bagaimana dalam waktu dekat ini menyonsong MEA sedangkan Ujung Jabung itu masih jauh dan panjang waktunya. Saya tahu itu karena saya bupatinya di sana,” ucapnya.

Namun untuk pelabuhan ini tetap akan menjadi perioritas. Karena pelabuhan tetap meruapakan kunci kemajuan suatu daerah. “Kita sudah punya Talang
Duku. Dengan pelindo II kita sudah banyak kontak untuk mendorong pelabuhan untuk beroperasi,” tandasnya

Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit, mengatakan, Provinsi Jambi, sudah terlambat mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA 2016 ini. “Sudah sangat terlambat kalau kita baru menentukan produk. Seharusnya sudah mempromosikan produk yang akan kita andalkan di MEA nanti,” ujarnya.

Menurut Pantun, Jambi sudah banyak memiliki produk unggulan. Hanya Pemerintah kurang peka. Misalnya, di bagian timur Provinsi Jambi, sangat kaya dengan ikan, begitu juga wilayah barat, sangat kaya dengan sayur mayurnya.

“Tinggal peran Pemerintah, bisa atau tidak mengolah kekayaan alam Jambi ini. Seperti sayur mayur, jangankan untuk MEA, di Angso Duo itu, rata-rata sayur dari Jawa Barat, padahal Kerinci kaya akan sayur mayur, ini tugas Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian untuk mengaturnya,” kata Pantun.

Hemat Pantun, untuk mengejar ketertinggalan itu, pemerintah harus bergerak cepat. Misalnya, jika sudah menetukan produk unggulan, langsung garap bagaimana pengemasan produk tersebut, dan pemasarannya.

Untuk itu, Pantun berharap Pemerintah bisa fokus menghadapi MEA 2016 dan  jangan terlalu santai. Karena MEA ini ibarat bom waktu yang bisa meledak kapan saja, sementara Pemerintah Provinsi Jambi belum melakukan apa-apa

“Bersiap saja kita menjadi penonton di pentas kita sendiri,” pungkasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepada para kepala desa (kades) dan perangkat desa (perdes) seluruh Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi). Mereka diminta untuk bersiap diri menghadapi MEA yang dimulai 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: