>

Jalur Evakuasi Kerinci Mendesak

Jalur Evakuasi Kerinci Mendesak

Bencana Hantui 4 Kecamatan

JAMBI – Jalur evakuasi bencana alam Kerinci sangat mendesak. Itu disampaikan Bupati Kerinci, Adi Rozal, usai rapat paripurna istimewa DPRD Provinsi Jambi dalam rangka HUT Provinsi Jambi ke 59, Rabu (6/1), kemarin. “Surat sudah kita sampaikan ke Kementerian LH dan Kehutanan,” katanya.

            Sebenarnya, usulan jalur evakuasi bencana alam ini sudah dua kali diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Pertama pada 28 Maret 2011 dan 31 Agustus 2012. Ada tiga jalur yang diusulkan pada waktu itu. Namun belum disetujui oleh Kementerian. Tiga jalur itu ialah, jalur Desa Pelompek di Kabupaten Kerinci hingga Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo. Kemudian jalur Desa Lempur hingga Renah Kemumu di Kabupaten Merangin, serta jalur Desa Lempur Kerinci hingga Sungai Ipuh, Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu.

            “Jalur evakuasi yang kita usulkan sekarang dari Kerinci hingga Kabupaten Bungo,” akunya. Warga yang ada di Kaki Gunung Kerinci itu terdiri dari 4 Kecamatan dan 85 ribu jiwa. “Kita berharap disetujui dan selesai 2016 ini,” tegasnya.

            Gusrizal, Anggota DPRD Dapil Kerinci, mengatakan, jalur evakuasi bencana alam itu harus disetujui oleh Kementerian LH dan Kehutanan. Jika tidak, sama saja membuat kuburan besar di Kabupaten Kerinci jika terjadi bencana letusan Gunung Kerinci. “Ketika gunung Kerinci meletus, mereka mau dilarikan kemana. Kerinci ini daerah rawan bencana,” jelasnya.

            “Kami sangat berharap jalur evakuasi itu disetujui,” tambahnya lagi. Pengusulan jalur evakuasi selama ini terkendala di Bupati Merangin. Ada penolakan jalur yang melewati Merangin. Saat ini sedang dalam proses yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kerinci. “Jika tidak dibuat, membuat warga Kerinci was-was. Apalagi sekarang musim Gunung meletus,” akunya.

            Tambah dia, Kabupaten Kerinci ini terletak sekitar 410 kilometer bagian barat Provinsi Jambi. Bencana alam, seperti gempa bumi, Gunung meletus, kapan saja bisa terjadi karena daerah itu merupakan daerah sabuk api Pasific (Pacific Ring of Fire).

            “Kita harap selesailah tahun ini, orang di jakarta itu sudah menunggu,” pungkasnya.

(fth)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: