>

2016, Target Investasi Rp 7,7 T

2016, Target Investasi Rp 7,7 T

PLTU Tebo dan Sarolangun MangkraK

SDM Jambi Sulit Bersaing

JAMBI– Kelesuan ekonomi yang terjadi sepanjang 2015 lalu berdampak pada kondisi investasi yang masuk ke Provinsi Jambi.  Sebelumnya BPMD PPT Provinsi Jambi menargetkan bisa meningkatkan jumlah investasi 20 persen dari target, namun  akibat  masalah global besaran investasi itu tak tercapai. Hal ini diakui oleh Otto Riyadi, Kepala BPMD PPT Provinsi Jambi.

Disebutkannya, tahun 2015 lalu, investasi yang masuk Rp 5,2 triliun. Sementara target investasi sebesar Rp 5,01 triliun. Jumlah investasi yang masuk untuk PMDN naik sebesar11,20 persen. Sedangkan untuk  PMA naik sebesar 9,85 persen.

 “Ada penundaan Proyek PLTU di Tebo, kalau proyek ini berjalan realisasi bisa lebih besar lagi ,” kata Otto.

Selain angka investasi yang tergolong pantastis, penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang besar juga menjadi salah satu daya tarik dari proyek PLTU tersebut. Setidaknya sebanyak 4 ribu lebih tenaga kerja bisa diserap dar pengerjaan proyek PLTU di Tebo. “Terus terang saya agak kecewa, penundaan investasi PLTU di Jambi prosesnya terkesan tertunda-tunda. Padahal Gubernur yang lama sudah kali bertemu dengan Dirut PLN minta percepatan,” akunya.

Dirinya menambahkan, padahal sampai saat ini masih terdapat 30 persen wilayah di Provinsi Jambi yang belum terjamah dengan aliran listrik. Dirinya juga tidak mengetahui apa factor yang menjadi penghambat penundaan proyek PLTU tersebut.

“Saya nggak tahu masalahnya apa, yang jelas ada pertimbangan  lain dari pusat,” tegasnya.

Mengenai penyerapan tenaga kerja selama 2015 kemarin, dirinya menjelaskan dari realisasi investasi yang masuk sebesar Rp 5,2 triliun terdapat penyerapan tenaga kerja 4 ribu tenaga kerja. Sementara itu, jika proyek pembangunan PLTU sudah berjalan sejak 2015 lalu, maka penyerapan tenaga kerja bisa mencapai 8 ribu lebih. Sebab berdasarkan data BPMD PPT Provinsi Jambi untuk 1 PLTU 2X600 MA ini bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 3500 sampai 4 ribu tenaga kerja.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk mencapai angka realisasi investasi yang besar ada beberapa faktor yang harus mendukung. Antara lain, infrastruktur jalan, sumber daya air yang mendukung. Selanjutnya tenaga kerja juga menjadi persoalan penting. Sayangnya sampai saat ini tenaga kerja masih menjadi hambatan utama sebab berkaitan dengan kompetensi  tenaga kerja.

Ditambahkannya, investasi tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa didukung oleh tenaga kerja yang mumpuni. Jika saat ini Provinsi Jambi berbicara Investasi, maka Re- Investasi yang terbesar di Jambi ini dimiliki oleh Sinarmas Group, dimana rata-rata Investasi mereka mencapai Rp 1 triliun per tahun.  Namun saat ini yang menjadi masalah mereka adalah tenaga kerja asal Jambi, sehingga akhirnya Investor in terpaksa merekrut tenaga kerja dari luar Jambi.

Berbicara mengenai SDM, lanjutnya, ini sangat  menyangkut dengan prioritas pendidikan Jambi. Jika saat ini Jambi masih berbicara mengenai sekolah umum, maka sudah seharusnya  Jambi  mulai menjurus kepada sekolah kejuruan. “Pemimpin daerah yang baru sudah harus memetakan hal tersebut,” ujarnya.  

Mengenai sektor yang paling besar berkontribusi pada realiasi invetasi 2015 ini,  sektor agro masih menjadi  sektor dengan kontribusi yang paling besar. Meski kondisi dan harga TBS yang turun, namun itu smeua tidka menyurutkan minat investor untuk membuat pabrik kelapa sawit. Selanjutnya industri pengolahan kayu dan poduk kayu juga masih berperan untuk investasi Jambi selama 2015 lalu. Bahkan ditahun 2015, juga sudah terdapat industri  pengolahan kayu  dan  poduk kayu dalam bentuk molding namun bidang ini kebanyakan masih digeluti oleh pelaku usaha menengah.

 Ditahun 2016 ini BPMD PPT Provinsi Jambi sendiri menegaskan, berdasarkan pada peta investasi saat ini maka sektor yang masih berkontribusi adalah sector agro. Namun sekarang masyarakat sudah sedikit bergeser, kepada agro yang pengolahan. sebut saja,saat ini sudah ada permintaan untuk kebun sebagai  lahan untuk penanaman tapioca di Sarolangun. Namun saat ini lahan tersebut masih dipenuhi dengan kebun sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: