Masih Ada Saja Penolakan, Jokowi : Semua Anak Indonesia Harus Ikut Vaksin MR
JAKARTA – Pencanangan imunisasi measles-rubella (MR) yang dilakukan di MTS 10 Sleman Jogjakarta kemarin (1/8) dihadiri Presiden Joko Widodo. Tidak hanya di Jogja, acara serupa juga dilakukan di seluruh Pulau Jawa. Bulan ini tim imunisasi MR akan menyasar siswa di sekolah yang terdaftar di Kemendikbud.
Acara pencanangan dimulai pukul 08.00. Jokowi bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Deputi CEO GAVI Anuradha Gupta, Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia Jihane Tawilah, dan Kepala Perwakilan UNICEF Gunilla Olsson menyaksikan langsung pemberian imunisasi. Dari 383 siswa di MTS 10 Sleman, hanya satu siswa yang tidak diimunisasi. Alasannya karena sakit.
”Imunisasi terbukti telah berhasil mewujudkan Indonesia bebas dari berbagai penyakit. Diantaranya cacar, polio, dan tetanus,” tutur Jokowi dalam sambutannya. Menurutnya dengan memberikan vaksin MR ini, berarti telah memberikan perlindungan terhadap anak-anak dari penyakit rubella dan campak atau measles.
Jokowi menambahkan jika program imunisasi, peningkatan status gizi masyarakat, dan program lingkungan sehat harus diutamakan. Tujuannya agar untuk mengurangi pasien yang berobat dan pembiayaan kesehatan semakin efisien. ”Saya serukan agar semua anak Indonesia dibawa ke pos pelayanan imunisasi terdekat untuk memperoleh imunisasi MR,” ucap Jokowi.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek menambahkan jika pencanangan ini akan diikuti perlahian pemakaian vaksin campak menjadi vaksin MR ke dalam program imunisasi dasar. Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan imunisasi campak sebagai imunisasi dasar. Dengan adanya pengubahan vaksin tersebut berarti dalam satu kali suntik terdapat dua vaksin.
”Imunisasi MR memberikan perlindungan anak dari penyakit kelainan bawaan seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kelaianan jantung, dan retardasi mental,” kata Nila. Kelainan tersebut berasal dari infeksi rubella saat ibu mengandung. Virus rubella yang menginfeksi ibu hamil berasal dari orang-orang sekitarnya. Salah satunya adalah anak-anak yang belum memiliki kekebalan tubuh secara maksimal.
Sementara itu campak sendiri juga cukup menakutkan. Virus ini dapat dengan mudah menular. Parahnya setiap empat menit ada satu pasien campak yang meninggal. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Deputi CEO Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) Anuradha.
Dalam pencanagan ini, pemerintah Indonesia didukung oleh WHO dan UNICEF. Jihane, Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia menuturkan bahwa dunia tengah mencanangkan 2030 tidak ada lagi kematian bayi dan balita.
Sementara itu di Jawa Timur pencanangan imunisasi MR dilakukan serentak di seluruh kota dan kabupaten. Untuk mengantisipasi penolakan, sejak awal bulan lalu Dinas Kesehatan Jawa Timur melakukan pendataan sekolah mana saja yang berpotensi untuk menolak. ”Kami lakukan komunikasi kepada sekolah-sekolah tersebut. Sisanya masih ada dua sekolah swasta di Malang dan Sidoarjo yang belum mau diajak berkomunikasi,” ucap Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinkes Jatim, Ansarul Fahruda.
Dinas Kesehatan Jawa Timur pun telah membentuk beberapa tim untuk menyukseskan pemberian vaksin MR. Untuk pemberian vaksin, Dinkes Jatim membentuk tim pelaksana imuniasi hingga perkecamatan. Sementara itu ada juga tim penanggulangan kejadian ikutan pasca imunisasi juga dibentuk. ”Secara khusus ada tim monitoring dan evaluasi dari provinsi yang akan diterjukan ke kabupaten/kota,” ucap Ansarul.
(lyn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: