Website Dispenda Provinsi Jambi Dihack
JAMBI – Selasa (01/08), website milik Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Pemerintah Provinsi Jambi dihack oleh oknum tidak bertanggung jawab. Kejadian serupa pernah terjadi pada 2010 lalu, website yang dihack adalah website resmi Pemprov Jambi. Website itu diketahui dihack ketika dibuka mucul tulisan Black Illusion Security.
Yeni Marzulita, Kepala Bidang Egovernment Diskominfo Provinsi Jambi didampingi Tim Egovernment Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Jambi ketika dikonfirmasi mengatakan, website yang dihack itu sudah lama tidak diupdate oleh operator di Dispenda.
Ditambah perubahan nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Jambi. Dimana, Dispenda bergabung dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) menjadi Badan Keuangan daerah (Bakeuda).
“Jadi, kita belum tau, website yang mana yang akan mereka pakai. Apakah website Dispenda atau BPKAD. Semalam, sudah langsung dicek oleh tim setelah diketahui terkena hack itu, sekarang sudah bisa dibuka kembali,” katanya.
Ditambahkan Nailul Authar, tim egovernment diskominfo Provinsi Jambi mengatakan, sudah mengecek langsung webite tersebut. Dan ternyata update informasi terakhir dilakukan pada 2016 lalu. Dia mengatakan, ada dua orang teknisi yang memperbaiki website itu, dan dilakukan hingga pukul 2.00 dinihari kemarin.
“Kami belum tau siapa dan apa tujuannya, tapi yang jelas sudah kita perbaiki. Kita juga cek semua website OPD Pemprov, takutnya ada juga yang seperti itu. Tapi syukurlah tidak ada,” katanya.
Rico Janpria Eitha, Kepala Seksi Infrastruktur Jaringan TIK Diskominfo Provinsi mengatakan, website Dispenda itu dibangun oleh Diskominfo. Namun kemudian pengelolaannya diserahkan ke Dispenda. “Kemudian tidak ada laporan ke kita bagaimana website itu,” katanya.
Dengan kejadian ini Ia memastikan tidak berimbas ke pelayanan. Karena sudah lama tak diupdate. Agar tak terjadi lagi, pihaknya harus meningkatkan pengamanan terhadap website yang ada. Baik melalui jaringan maupun melalui server.
“Kita kan ada Internet Protokol, itu jaringan. Kemudian melalui server juga. Kita pakai keduanya untuk pengamanan. Kita harus tingkatkan managemen system,” katanya.
Ditanyakan apa biasanya tujuan hacker mengganggu website, Rico mengatakan ada beberapa tujuan. Yang pertama adalah untuk menguji ilmu yang telah didapatkannya. Kemudian untuk menguji ketahanan website yang menjadi sasaran, kemudian ada juga yang mengambil keuntungan.
“Kalau yang ini sepertinya untuk menguji ilmu saja,” katanya.
Dia mengatakan, pada tahun 2010 lalu, website resmi jambiprov.go.id juga mengalami hal yang sama. Hack dilakukan selama dua minggu. “Itu jam 3.00 dini hari baru ketahuan. Dua minggu di hack. Sudah kita perbaiki, serangan datang terus. Kalau di hack itu menghilangkan data, semua dikacaunya,” tandas Rico.
(nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: