>

Taruna Akpol 2017, 34 Persen Anak Polisi

Taruna Akpol 2017, 34 Persen Anak Polisi

JAKARTA—  Penerimaan taruna Akademi Kepolisian (Akpol) 2017 selesai. Dari 330 calon taruna, dalam seleksi akhir dinyatakan ada 282 calon taruna yang lulus. Dari jumlah tersebut 34 persen calon taruna yang lolos merupakan anak anggota Polisi.

Sesuai data Polri, dari 282 peserta yang lolos seleksi terdapat 96 orang yang tercatat orang tuanya berprofesi sebagai polisi atau 34 persen. 18 peserta merupakan anak dari orang tua yang pekerjaannya TNI dengan presentase 6,38 persen dan 168 peserta atau 59,57 persen merupakan peserta dengan orang tua non polisi dan TNI.

Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (ASDM) Irjen Arief Sulistyanto mengatakan, dengan data tersebut dapat dipastikan bahwa sama sekali tidak ada intervensi dalam penerimaan taruna Akpol 2017. Buktinya, taruna yang diterima didominasi oleh non Polisi dan TNI. ”34 persen taruna merupakan anak Polisi itu karena mereka melakukan persiapan diri,” jelasnya.

Dari 168 peserta yang non anak Polisi dan TNI diketahui orang tuanya memiliki profesi yang beragam. Diantaranya, guru, pedagang dan sebagainya. ”Untuk yang polisi dan TNI memang ada yang jenderal, perwira menengah dan bahkan kopral,” ungkapnya.

Dari informasi yang diterima Jawa Pos  (Induk Jambi Ekspres), terdapat dua anak Kapolda Kalimantan Selatan Brigjen Rachman Mulyana. Yakni, Danny Rizar Ramadhan dan Dandi Fitra Ramadhan. Danny berangkat dari panitia daerah Kalsel dengan ranking 1 dan Dandi berangkat dari panitia daerah Jawa Timur dengan ranking 5.

          Selain itu juga terdapat anak dari Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz, yakni Ilham Azis Saputra. Tak tanggung-tanggung, Ilham Aziz ini meraih skor tertinggi atau nomor satu dalam seleksi penerimaan taruna Akpol 2017.

          Arief menambahkan, dalam tiga bulan kedepan semua taruna Akpol ini akan dididik bersama dengan taruna TNI di Akademi Militer di Magelang. ”Tunjukan taruna Akpol bukan ayam sayur, jangan mau kalah dengan taruna yang lainnya,” tuturnya.

          Sesuai pengalaman, memang ada orang tua yang profesinya Polisi Senior masih mengurusi anaknya, walau sudah tinggal di asrama. ”Masih mengirim ransum atau snack, ini sebenarnya taruna atau play grup,” ujarnya.

          Dia juga menuturkan, tidak ada yang perlu khawatir terkait adanya kasus kekerasan beberapa waktu lalu. Tidak akan ada kekerasan yang terjadi lagi, hanya akan ada hukuman fisik berupa push up.

”Tidak boleh ada kekerasan lagi. Kemarin ada taruna yang melakukan kekerasa merupakan anak teman satu angkatan saya dipecat, kalau melanggar ditindak semua. Tidak ada keraguan dari pimpinan,” paparnya.

(idr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: