Anak dari Bahaya Negatif Teknologi  

Anak dari Bahaya Negatif Teknologi   

PERUBAHAN anak dalam perkembanagn dunia membuat mereka sangat fasih belajar tentan perkembangan internet, animasi, computer dan segala yang terkait teknologi. Di tahun 2014, peneliti UNICEF melaporkan bahawa terdapat 30 juta anak Indonesia sebagai pengguna internet.

Dimana saat ini kemungkinan angka tersebut telah meningkat. Pemerintah melakukan usaha keras untuk melindungi anak dari konten negative.

Sebut saja, Cyberbullying, Adiksi Pornografi, Adiksi Online Games, Cybercrime serta isu lainnya. Para aktivis pegiat gerakan literasi dari SEJIWA, ICT Watch dan Ecpat Indonesia, sebagai anggota dari ID-COP (Indonesia Child Online Protection) melakukan kolaborasi untuk hadir di sekolah-sekolah di beberapa kota, untuk mengadakan program pengembangan kapasitas literasi digital “Smart Schools Online”.

Sasarannya bagi para guru atau orang tua serta siswa didik, agar mereka mampu mendampingi dan melindungi anak anak di era digital. Program ini merupakan “Pilot Project” yang akan dimulai di awal tahun 2018. Google telah turut memberikan kontribusinya dalam mendukung pelaksanaan program ini.

Kegiatan ini sekaligus menjadi salah satu program dari “Siberkreasi”, yaitu gerakan nasional literasi digital, yang merupakan program multi-stakeholders untuk mempromosikan kondisi ideal masyarakat digital Indonesia dalam penggunaan internet dengan bijak.

Direktur Bindikel (Pembinaan Pendidikan Keluarga) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sukiman menilai gerakan literasi digital sangat mendesak dilakukan di sekolah-sekolah.

Sukiman menyambut baik SSO untuk menguatkan literasi digital di sekolah-sekolah. Usaha untuk melibatkan anak-anak dalam mengisi dunia maya dengan konten-konten positif, contohnya dengan mendorong anak mengkampanyekan isu-isu yang mereka alami lewat internet.

“Rekomendasi anak juga layak didengar karena mereka ini lahir di era digital dan punya banyak ide bagaimana pemerintah dan para pendidik bisa lebih melindungi mereka dari dampak negatif di internet,” tegas Sukiman dalam keterangan tertulis Ecpat Indonesia kepada JawaPos.com, Sabtu (24/9).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dapat mendorong seluruh warganet berkreasi untuk menciptakan konten-konten positif di internet. Sehingga bersama dapat meminimalisir dampak negatif di internet.

“Program Smart Schools Online ini menjadi salah satu bentuk inisiasi yang tepat dalam jejaring Siberkreasi, karena akan mendorong salah satu elemen penting di masyarakat, yaitu sekolah, untuk pemanfaatan internet yang lebih baik,” tegasnya.

Acara Smart Schools Online ini dilaksanakan dalam 2 kegiatan beruntun yakni “Mendengar Suara Anak” pada 23 September 2017 di aula Kemkominfo. Sementara kegiatan lainnya yakni “Aku netizen Unggul” pada 24 September 2017 di area car free day FX Sudirman, Jakarta.

(ika/JPC)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: