Difteri Mengancam, 5 Suspect, Dirawat Intensif, Sampel Dikirim ke Kemenkes
‘’Kalau dak salah kemarin kami rujuk pasien tersebut ke Jambi, \" tembahnya.
Sebelumnya, pernah 6 bulan yang lalu sakitnya sama seperti difteri tapi bukan difteri. \"Kalau yang 6 bulan yang lalu hanya mirip saja, kita sudah cek labor juga, \" tutupnya.
Sementara itu, untuk beberapa daerah lain, seperti Kerinci, Sungai Penuh, Merangin, Sarolangun, Bungo, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi dan Tanjab Timur, belum ditemukan kasus ini.
‘’Belum ada laporan penyakit defteri, kita akan terus lakukan pencegahan dan memberikan polio dengan dosis yang baik untuk mengantisipasi deftri,’’ ujar Plt Kadinkes Tanjabtim Hendri.
Dari Kabupaten Muarojambi dilaporkan bahwa sampai dengan saat ini belum ada laporan dari Puskesmas untuk penderita kasus Difteri, pihak Dinkes juga telah mengeluarkan edaran kepada seluruh Puskesmas untuk memantau penyakit ini.
\"Sampai saat ini kami belum menerima laporan terkait kasus ini kami terus melakukan pemantauan kepada puskesmas agar melaporkan apabila ada warga yang menderita gejalan Difteri,\" jawab Yes Isman SKM MKes Sekretaris Dinas Kesehatan Muarojambi.
\"Sampai saat ini kami belum menerima laporan terkait kasus Difteri. Kita telah melakukan pencegahan dini dengam cara melakukan imunisasi sejak umur dibawah satu tahun,’’ timpal Adnan Kepala Dinas Kesehatan Sarolangun.
Setali tiga uang, Kadis Kesehatan Kabupaten Kerinci, Amsal Rabit, juga mengakui bahwa, saat ini belum ada laporan yang masuk, adanya warga yang terkena difteri.
\"Belum ada laporan saat ini,\" ujarnya.
Edy Zulyadi, Dinkes Sungai Penuh juga telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Puskesmas untuk selalu memantau penyakit Difteri. \"Berdasarkan laporan dari puskesmas, sejauh ini belum ada warga yang terkena penyakit Difteri,\" katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, Safarudin Matondang juga memastikan belum ditemukan penyakit demam tinggi yang disebabkan oleh virus difteri di Kabupaten Bungo.
\"Sejauh ini belum ada, tapi kita tetap waspada. Kita bisa mengetahuinya dengan ciri -ciri demam tinggi, mata merah, badan lesu, nafsu makan menurun, tenggorokan warna keabu - abuan serta leher bengkak ,\" ucap Safarudin.
Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari juga mencatat saat ini belum ditemukan penyakit tersebut di Bumi Serentak Bak Regam.
Hal ini diungkapkan oleh kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari dr.elfie yennie MARS. Meskipun belum ditemukan, namun pihaknya tetap mengintruksikan kepada seluruh Puskesmas agar aktif melakukan pelaporan Jika ditemukan pasien atau warga yang terkena dampak virus berbahaya tersebut.
\"Sampai saat ini belum ada, tapi kita tetap waspada, dan akan selalu mengontrol disetiap Puskesmas jika ditemukan virus tersebut,’’ tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: