Presiden: Kampanye Hitam Harus Dihilangkan, Belum Putuskan Nasib Khofifah
KUPANG – Pendaftaran calon kepala daerah yang dimulai kemarin tidak lantas membuat Presiden memutuskan nasib salah satu menterinya, Khofifah Indar Parawansa. Sebagai Menteri, dia tidak diwajibkan mundur bila hendak maju sebagai calon kepala daerah. Namun, apakah Khofifah tetap bertahan atau harus keluar dri kabinet, tergantung keputusan Presiden.
Khofifah sempat dikabarkan kembali meminta arahan presiden terkait niatnya untuk bertarung di Pilgub Jatim. Saat disinggung mengenai hal tersebut, Presiden enggan berkomentar banyak. ’’Ya suratnya nanti sampai ke meja saya, langsug saya putuskan,’’ ujar Presiden usai memberi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Kupang kemarin (8/1).
Presiden mengatakan, surat Khofifah belum sampai ke meja dia. Itu sekaligus menjawab klaim Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono Minggu (7/1) lalu bahwa Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut hendak mengundurkan diri dari jabatan menteri. ’’Saya dengar beliau (Khofifah) sudah mengajukan surat pengunduran diri ke Presiden Jokowi,’’ ujar SBY.
Di luar itu, Presiden mengingatkan bahwa demokrasi Indonesia memiliki karakter yang khas, yang disebut karakter keindonesiaan. ’’Karakter yang penuh kesantunan, tidak saling menjelekkan, tidak saling mencela, karakter itu yang perlu terus kita tumbuhkan,’’ tuturnya.
Karena itu, dalam kontestasi pemilihan pemimpin, baik pusat maupun daerah, para kandidat sebaiknya tidak saling mencela satu sama lain. apalagi, menggunakan kampanye hitam. ’’Kampanye hitam itu harus betul-betul kita hilangkan dari alam demokrasi kita,’’ tambah mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Presiden mempersilakan para kandidat untuk saling mengadu hal-hal yang substantif. Mulai prestasi, rekam jejak, ide, gagasan, hingga program-program yang diusung sebagai calon pemimpin. Setelahnya, biarkan rakyat menentukan siapa yang terbaik di antara semua kandidat.
Di Jakarta, kemarin pagi Khofifah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres. Pertemuan tertutup itu hampir berjalan 45 menit. Khofifah diketahui naik mobil dinas Menteri Sosial dengan nomor polisi RI 30. Sekitar pukul 09.45, mobil tersebut telah terparkir di dalam Kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla. Staf Mensos juga telah berada di ruang tunggu kantor yang bersebelahan dengan kompleka Istana Merdeka itu.
Sumber di kantor wapres membenarkan bahwa pertemuan itu berkaitan dengan pencalonan Khofifah dalam Pilgub Jatim. Ketua Umum PP Muslimat NU itu akan berpasangan dengan Bupati Trenggalek Emil Dardak. \"Betul. Pamit untuk jadi calon Gubernur Jatim,\" ujar sumber tersebut.
Seorang staf Mensos membenarkan bahwa Khofifah memang bertemu dengan JK. Tapi tidak tahu apa yang hendak dibicarakan secara khusus, termasuk soal rencana pendaftaran ke KPU. \"Jadwal ibu masih padat hari ini (kemarin, Red). Besok mau ke Jogjakarta,\" ujar staf yang enggan diaebut namanya itu.
Jelang pukul 11.00 mobil Khofifah bergeser ke pintu belakang kantor Wapres. Khofifah pun naik mobil hitam RI 30 tanpa memberikan pernyataan kepada awak media yang menunggunya. Kaca jendela mobil pun tak dibuka.
Pada kesempatan lain, Wapres Jusuf Kalla menuturkan bahwa akan sulit bagi Khofifah bila tidak benar-benar fokus pada pilkada Jatim. Sebab, waktu yang tersedia juga tak lama lagi jelang coblosan.
\"Ini kan ibu khofifah, nanti, kalau sudah jelas menjadi cagub Jatim pasti sudah mendaftar. Dari situ mungkin baru mengundurkan diri. Dari situ dicarilah, seperti biasa itu hak prerogatif presiden untuk menentukan siapa penggantinya,\" kata JK pada pertengahan Desember lalu.
(byu/jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: