PKB Beri PDIP Deadline, Hari Ini Harus Serahkan Nama Baru Bacawagub
JAKARTA – Pengunduran diri Azwar Anas dari posisi bakal calon wakil gubernur (bacawagub) Jatim masih mengguncang peta pilgub. Hingga tadi malam, PDIP belum menemukan sosok yang pas untuk menggantikan bupati Banyuwangi itu. Padahal, waktu pendaftaran pasangan calon (paslon) tinggal dua hari.
PKB yang menjadi partai koalisi PDIP pun akhirnya bersikap. Mereka memberikan batas waktu sampai hari ini (9/1) kepada PDIP untuk menyerahkan nama pengganti Anas. Jika deadline tersebut terlewati, koalisi dengan partai banteng itu terancam pecah.
Wasekjen DPP PKB Daniel Johan mengatakan, hingga kemarin, pihaknya masih menunggu sikap PDIP soal nama definitif bakal cawagub Jatim. ”Saat ini kami memang masih fokus bersama PDIP,” terang dia di kantor DPP PKB kemarin (8/1). Namun, dia menegaskan, PDIP harus segera menyodorkan nama. Sebab, Rabu besok (10/1) pendaftaran pasangan calon (paslon) bakal berakhir. Karena itu, paling lambat hari ini nama bacawagub yang akan mendampingi Saifullah Yusuf harus diserahkan. Dengan begitu, nama baru tersebut bisa secepatnya disampaikan kepada publik, kemudian didaftarkan ke KPU Jatim. Sebenarnya, kata dia, PDIP sudah memiliki beberapa nama alternatif. Namun, Daniel enggan menyebutkan nama-nama tersebut. ”Itu kejutan lah. Nanti pasti ada satu nama,” kelit anggota DPR itu.
Di pilgub Jatim, posisi PKB memang lebih kuat daripada PDIP. Sebab, PKB memiliki 20 kursi parlemen. Lebih banyak 1 kursi bila dibandingkan dengan PDIP yang memiliki 19 kursi. Dengan modal tersebut, PKB sejatinya bisa mengusung paslon sendiri tanpa berkoalisi dengan parpol mana pun. Jika PKB benar-benar memutus koalisi, PDIP akan sulit mengikuti pilgub Jatim. Dengan waktu pendaftaran yang semakin mepet, mereka harus mencari tambahan 1 kursi lagi agar bisa mendaftarkan paslon.
Potensi perpecahan tersebut, rupanya, ditangkap sebagai peluang oleh tiga parpol yang bergabung dalam koalisi Poros Emas Jatim. Yakni, Gerindra, PAN, dan PKS. Mereka kini mendekati PKB untuk menawarkan bacawagub.
Terkait tawaran itu, menurut Daniel, PKB sangat terbuka untuk berkomunikasi. Namun, dia menegaskan lagi bahwa PKB masih bersama PDIP. Bagaimana jika sampai batas akhir PDIP tidak kunjung menyerahkan nama bacawagub? Apakah koalisi akan pecah? Daniel mengatakan, segala kemungkinan bisa terjadi. Namun, dia tidak mau berandai-andai. Partainya akan tetap menunggu nama yang diusulkan PDIP. ”Masih ada waktu,” ujarnya.
Di bagian lain, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, masih ada waktu untuk memilih pengganti Anas. ”Juga dengan berdoa, sambil menunggu isyarat langit,” kelakar dia saat keluar dari rumah Megawati Seokarnoputri di Jalan Teuku Umar kemarin. Pihaknya sedang mencari sosok yang bisa bekerja sama dengan Gus Ipul. Yaitu, sosok yang berprestasi dan punya kinerja baik di pemerintahan.
Bisa saja sosok itu berasal dari unsur TNI, Polri, tokoh media, dan kepala daerah. Yang tidak mungkin adalah PDIP mengusung calon dari luar, padahal partainya punya calon internal. Jika hal itu terjadi, fungsi kaderisasi kepemimpinan partai akan dipertanyakan.
Sementara itu, sekitar pukul 18.00 kemarin, Gus Ipul datang ke rumah Megawati di Jalan Teuku Umar. Menurut Hasto, Gus Ipul datang untuk menyampaikan perkembangan terakhir. Salah satunya, menyampaikan pesan dan arahan para kiai di Jatim. Pesannya, tutur dia, apa pun yang terjadi, PKB dan PDIP harus tetap bekerja sama di Jatim. ”Kepada seluruh kader PDIP dan PKB harus tetap tenang dan tawakal. Meminta petunjuk kepada Allah,” tutur dia.
Terkait siapa yang akan mendampingi Gu Ipul, lanjut dia, para kiai sudah memberikan masukan. Tentu akan disampaikan secepatnya. Tapi, dia belum bisa memastikan kapan nama calon pendamping Gus Ipul akan disampaikan. Megawati-lah yang akan menyampaikan secara langsung. ”Tunggu saja nanti,” ujar dia. Dia berharap nama yang mendampingi Gus Ipul betul-betul bisa bekerja sama.
Terkait munculnya nama Puti Guntur Soekarno yang disebut punya kans mendampingi Gus Ipul, Hasto mengatakan, dirinya belum mengetahui informasi itu. Dia meminta semua pihak menunggu keputusan dari ketua umum.
Gus Ipul menambahkan, dirinya sudah menyampaikan semua perkembangan yang ada. ”Bu Mega mendengar semuanya. Pada akhirnya, Bu Mega yang memutuskan,” ungkapnya. Dia menegaskan bahwa para ulama tetap satu barisan, nasionalis-religius. PDIP akan tetap bersama PKB. Menurut dia, banyak nama yang berkembang. Begitu juga tawaran dari PKS dan Partai Gerindra. ”Itu wacana politik,” tutur dia.
Poros Ketiga Masih Tunggu Gus Ipul
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: