Umat Jangan Terprovokasi, Korban Serangan di Gereja Santa Lidwina Terus Membaik
Kapolres Sleman AKBP M. Firman Lukmanul Hakim menjelaskan, korban pertama yang kena sabetan pedang Suliono adalah Martinus Parmadi Subiantara yang hendak masuk gereja. Setelah membacok Parmadi, Suliono terus merangsek ke dalam dan membacok Budijono. Budijono kena bacok saat melindungi anaknya yang tengah bersama dirinya. Saat pembacokan itu pula sang ayah pasang badan untuk menyelamatkan anaknya tersebut.
”Setelah masuk ke gereja melalui pintu barat, pelaku berjalan ke depan dan menyasar Romo Prier. Sempat merusak dua patung yang berada di mimbar,” jelas Firman.
Agar pelaku tidak melarikan diri, seluruh pintu gereja ditutup. Suliono disudutkan di mimbar gereja. ”Hingga datanglah anggota Polsek Gamping Aiptu Munir. Peringatan lisan dahulu. Karena tidak digubris, lalu tembakan ke udara. Pelaku ternyata semakin nekat. Bahkan, Aiptu Munir sempat dibacok tangannya. Akhirnya dilumpuhkan kedua kakinya dengan timah panas,” paparnya.
Motif Pelaku Masih Didalami
Apa motif pelaku? Firman menyatakan, saat ini penyidik masih melakukan pengembangan. Yang bisa dipastikan, pelaku bertindak sendirian.
”Semua masih dalam penyelidikan. Baik jumlah pelaku, motif, termasuk apakah pelaku ini mengalami gangguan jiwa atau tidak. Kami tidak bisa berspekulasi, apalagi kondisi pelaku masih belum sadar,” jelasnya.
Selain pedang sepanjang 40 cm, pelaku membawa sebuah tas. Di dalam tas tersebut ditemukan identitas atas nama Suliono, warga Krajan, RT 02 RW 01, Kandangan, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur. Pria kelahiran 16 Maret 1995 itu berstatus mahasiswa.
Di dalam tas tersebut juga ditemukan dokumen imigrasi. Diduga, pelaku akan membuat paspor untuk kepentingan pergi ke luar negeri. Data-data dalam dokumen imigrasi itu juga atas nama pelaku. ”Tempat tinggal pelaku ini pindah-pindah,” ungkapnya.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kemarin meninjau Gereja Santa Lidwina. Dia didampingi Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto. Ari Dono meminta masyarakat tidak terpancing emosi menanggapi insiden tersebut. Kasus itu, tutur dia, sudah ditangani Polri sehingga jangan sampai ada yang menyimpulkan berdasar analisis masing-masing. ”Jangan pula mengambil langkah yang gegabah,” tandasnya.
Ari memastikan bahwa instansinya bakal menyelesaikan kasus tersebut. Khusus untuk mengungkap kasus di Sleman, Polri sudah meminta Kapolda Jogjakarta mengumpulkan seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas). ”Untuk menginformasikan peristiwa apa yang sebenarnya terjadi,” ujarnya.
(wan/lum/idr/syn/far/pra/dwi/JPR/c9/ang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: