Baru 8 Ha dari 30 Ha, Pembebasan Lahan Bandara Depati Parbo
JAMBI - Rencana Pemerintah Provinsi Jambi untuk memperluas Bandara Depati Parbo Kerinci masih menemui kendala. Pembebasan lahan belum tuntas karena masih banyak masyarakat yang tidak bersedia jika lahannya dibebaskan untuk bandara.
Sekda Provinsi Jambi M. Dianto mengatakan, membeli tanah di Kabupaten Kerinci tidaklah mudah. Apalagi untuk membebaskan lahan demi kepentingan bandara. Bahkan target untuk pembebasan lahan tidak tercapai tahun 2017 lalu.
“Kita terkendala bukan di anggaran, tapi masyarakat tidak mau melepas tanahnya. Untuk itu kami meminta bantuan kepada Pemda Kabupaten Kerinci untuk mensosialisasikan kepada masyarakat setempat,” kayanya.
Sementara itu, Varial Adi Putra, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jambi mengatakan, untuk pengembangan Bandara Depati Parbo Kerinci diperlukan lahan seluas 30 hektar. Namun yang berhasil dibebaskan baru 8 hektar.
“Ini terkendala pada kesulitan pemetaan juga. Nanti di tahun 2019 akan kembali dianggarkan untuk pembebasan lahan,” akunya.
Dia menjelaskan, saat ini bandara Kerinci merupakan bandara perintis. Oleh sebab itu, selama ini Bandara Depati Parbo hanya bisa digunakan oleh pesawat-pesawat tipe kecil. Sementara untuk pesawat besar belum bisa mendarat di bandara Kerinci. “Seperti kemarin yang bisa mendarat adalah Pesawat ATR,” jelasnya.
Jika pengembangan bandara dilakukan, ini akan menambah jumlah penerbangan serta jumlah tipe pesawat yang bisa mendarat. Dan penambahan panjang run way serta sarana penunjang lainnya.
“Berapa panjang run way yang akan ditambah tentu tergantung dengan pengembangan bandara itu sendiri. Juga tergantung dengan tipe pesawat yang akan mendarat di bandara Kerinci. Untuk itu pengembangan bandara ini sangat dibutuhkan, membutuhkan penambahan lahan bandara yang lebih luas,” pungkasnya.
(Nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: