Adira Finance Bukukan Pembiayaan Rp 32 T
JAMBI - Adira Finance berhasil menutup tahun 2017 dengan mencatatkan pertumbuhan pada penyaluran pembiayaan baru meskipun pasar otomotif masih mengalami tekanan. Adira Finance membukukan pembiayaan baru sejumlah Rp32,7 triliun atau naik 6% dibandingkan tahun sebelumnya.
\"Piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) tercatat sebesar Rp45,2 triliun, dan laba bersih tercatat sejumlah Rp1.409 miliar,\" kata Hafid Hadeli selaku Direktur Utama Adira Finance.
Pada tahun 2017, Perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1.409 miliar, naik 39,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.009 miliar. Kenaikan laba bersih ini terutama didorong oleh pertumbuhan pada pendapatan bunga karena pertumbuhan pada penyaluran pembiayaan baru dan penurunan biaya pendanaan. Secara keseluruhan, total pendapatan Perusahaan tercatat tumbuh 8,6% menjadi Rp9,1 triliun pada tahun 2017. Sementara itu, total beban mencatatkan kenaikan sebesar 4,7% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp. 7,0 triliun .
Meskipun terjadi kenaikan pada beban operasional, yang terutamanya didorong oleh naiknya beban tenaga kerja karena kenaikan UMP, namun beban bunga dan keuangan mengalami penurunan sebesar 7,5% menjadi Rp1,8 triliun karena kondisi pasar keuangan yang favorable disertai dengan strategi diversifikasi sumber pendanaan Perusahaan.
Pada tahun 2017, Adira Finance telah menyalurkan pembiayaan untuk hampir 1,7 juta kontrak baru, dengan nilai total mencapai Rp32,7 triliun. Dari jumlah kontrak tersebut, terdapat 665 ribu unit sepeda motor baru dan 48 ribu unit mobil baru yang dibiayai Adira Finance. Ini memberikan pangsa pasar bagi Perusahaan sebesar 11,3% untuk sepeda motor baru dan 4,4% untuk mobil baru.
Lebih lanjut, portofolio sepeda motor adalah sejumlah Rp 18,1 triliun, mobil sejumlah Rp13,8 triliun dan barang rumah tangga (durables) sejumlah Rp834 miliar. Dengan demikian pembiayaan sepeda motor merupakan kontributor utama pembiayaan baru kami, yakni sebesar 55%, diikuti oleh pembiayaan mobil sebesar 42% dan sisanya adalah barang-barang rumah tangga (durables).
\"Pendorong pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang terbesar adalah pada produk sepeda motor bekas dan mobil baru,” jelas Hafid Hadeli.
Untuk menunjang kegiatan usaha penyaluran pembiayaan ini, Adira Finance memiliki beberapa alternatif sumber pendanaan, yakni skema pembiayaan bersama dan pendanaan eksternal yang terdiri dari pinjaman perbankan baik dari dalam maupun luar negeri dan surat utang dalam negeri. Strategi ini membantu Perusahaan dalam memiliki fleksibilitas dalam memperoleh pendanaan yang mencukupi dengan tingkat bunga yang kompetitif.
Beberapa strategi yang akan dilanjutkan pada tahun 2018 ini antara lain mendorong pertumbuhan pada pembiayaan non-otomotif, namun pada saat yang sama pembiayaan otomotif tetap menjadi bisnis utama Perusahaan. Dalam menyediakan produkpembiayaan
non-otomotif, Perusahaan bekerja sama dengan rekan-rekan usaha seperti agen perjalanan dan retailer furniture serta elektronik.
Dengan demikian, Adira Finance dapat menyediakan produk dan pelayanan yang beragam, sesuai dengan siklus kehidupan pelanggan. Perusahaan juga ingin memberikan pengalaman yang
menguntungkan dan bersahabat, salah satunya dengan terus berinovasi dalam teknologi demi memberikankenyamanan bagi konsumen. Pada bulan November
2017 lalu, Adira Finance meluncurkan aplikasi momobil.id, sebuah market place untuk jual beli dan pembiayaan mobil bekas. Dengan demikian, Adira
Finance berkomitmen dalam memberikan nilai tambah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: