Ditutup Besok, Pendaftar SNM PTN Capai 468 Ribu
JAKARTA – Setelah dibuka sejak 21 Februari lalu, pendaftaran seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) resmi ditutup besok (6/3). Data sampai kemarin (4/3) sore, jumlah pendaftarnya mencapai 468 ribu anak. Sebagai perbandingan total pendaftar SNM PTN 2017 berjumlah 517.418 siswa.
Panitia berharap waktu yang tinggal dua hari dimaksimalkan bagi yang belum mendaftar. Ketua umum panitia SNM PTN Ravik Karsidi mengatakan sampai kemarin pukul 17.00 WIB jumlah pelamar SNM PTN berjumlah 468.205 siswa. Kemudian dari jumlah tersebut, pelamar yang sudah finalisasi ada 407.593 siswa. ’’Masih ada waktu 2 hari. Kita himbau segera daftar dan finalisasi,’’ katanya saat dikonfirmasi kemarin (4/3).
Pria yang juga rektor UNS Solo itu mengatakan sampai saat ini belum ada rencana perpanjangan waktu pendaftaran SNM PTN 2018. Panitia mengumumkan seluruh siswa yang berhak mendaftar SNM PTN 2018 untuk segera mendaftar. Pengumuman ini disampaikan panitia melalui laman pendaftaran SNM PTN (web.snmptn.ac.id).
Jumlah sementara pendaftar itu hampir setara dengan total siswa yang berhak mendaftar SNM PTN. Sebelumnya setelah masa pengisian pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) ditutup, panitia menetapkan ada 1.033.218 siswa berhak atau bisa mendaftar SNM PTN.
Pendaftaran SNM PTN tahun ini berjalan cukup lancar. Kabar munculnya gangguan hanya terjadi di hari pertama pendaftaran pada 21 Februari lalu. Ravik berlasan pada hari pertama ini lalu lintas akses ke website pendaftaran SNM PTN cukup banyak. Sebab ada dua juta lebih siswa yang mengecek apakah mereka masuk dalam list yang boleh daftar SNM PTN.
Pengamat pendidikan Jejen Musfah mengatakan, pendaftar SNM PTN masih di bawah 50 persen dari total yang berhak mendaftar, menunjukkan SNM PTN bukan satu-satunya seleksi yang diidamkan siswa. ’’Tidak semua tertarik jalur ini (SNM PTN, red). Karena persaingannya berat dan saingannya banyak,’’ tuturnya.
Menurut dia sistem seleksi masuk kampus negeri saat ini terlalu banyak. Baginya malah bisa menimbulkan kesan pemerintah atau kampus mencari uang dari masyarakat. Sayangnya sistem seleksi yang ada sekarang, ada yang belum sesuai dengan tuntutan program studi (prodi).
Dia mencontohkan untuk prodi-prodi di bawah rumpun FKIP (fakultas keguruan dan ilmu pendidikan). Menurut Jejen pemerintah seharusnye menambah materi seleksi khusus untuk pelamar FKIP. Seperti materi wawancara. Materi ini penting untuk mengukur pelamar itu benar-benar memiliki minat dan bakat menjadi guru atau tidak. Minat dan bakat itu tidak bisa dilihat dari SNM PTN maupun SBM PTN.
(wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: