Harga Pinang Terjun Bebas, Petani Menjerit, Perkilo Hanya Rp 6.500

Harga Pinang Terjun Bebas, Petani Menjerit, Perkilo Hanya Rp 6.500

JAMBI - Petani pinang di Tanjab Barat menjerit. Dulu sempat menjadi primadona sebagai komoditi utama bagi masyarakat, kina harga pinang tergerus.

Kondisi memburuk sejak memasuki awal tahun 2018. Harga pinang secara berangsur-angsur merosot ke harga terendah dan hampir menyentuh titik harga terendah.

Bayangkan saja sejak 2 bulan terakhir,  harga pinang yang sebelumnya sempat menyentuh angka Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu, kini hanya berada di kisaran Rp 6.500 hingga Rp 8 ribu perkilo. Harga tersebut bervariasi sesuai kondisi Pinang.

Petani merana. Keutungan yang didapat tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. ‘‘Susah mas, dak tau kenapa begini harga pinang hari ke hari sejak beberapa bulan terakhir terus merosot. Biaya yang harus dikeluarkan saat panen dengan nilai jual hitungannya merugi,’‘ keluh Minto, petani pinang di Kecamatan Betara, Tanjabbar.

‘‘Kami berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat mencari solusi agar harga kembali normal. Kalau kami ini gak ngerti apa-apa,’‘ sambungnya.

Sementara itu, Bowo yang juga petani pinang asal Desa Lumahan, Kecamatan Senyerang mengatakan hal yang sama. Kata dia, harga pinang yang kualitas bagus berharga Rp 8 ribu perkilo.

‘‘Rp 8 ribu itu, belum termasuk upah cungkil dan belahnya yang perkilonya Rp 2 ribu. Jadi kita cuma dapat Rp 6 ribu,’‘ tuturnya. 

Ditambahkannya, pada saat ini pinang yang ia miliki tidak banyak seperti sebelumnya, karena biasanya bisa mendapatkan berat bersih 500 kg. Saat ini hanya 250 - 300 kg, tutun hampir separuhnya. 

Itu dikarenakan pinang muda banyak diserang hama binatang seperti bajing. Bajing sering merontokkan buah muda sehingga mengganggu pertumbuhan buah pinang. 

\"Meski demikian kita tetap melakukan pemanenan, karena mau dikemanakan lagi pinangnya, kalaupun distok, kita takut tambah lama tambah turun pula harga pinangnya, \" tambahnya.

Dari informasi yang dihimpun, pinang dari kabupaten Tanjung Jabung Barat, sendiri dikirim ke beberapa negara tujuan, yaitu India, Pakistan dan Tiongkok. 

Kadis Perindag Tanjabbar Syafriwan dikonfirmasi, membenarkan jika harga pinang di tingkat petani mengalami penurunan cukup mencolok, 

Menurut Syafriwan, faktor penurunan harga masih belum dapat dipastikan. Bisa jadi kata dia, akibat munculnya kasus PT Nur yang merupakan salah satu perusahaan eskpor pinang terbesar di Tanjabbar yang juga berpengaruh besar pada harga jual di kalangan petani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: