JAKARTA - Tidak ada satu pun partai yang bisa mengusung capres-cawapres sendiri. Semua partai harus berkoalisi. Karena itu, menjelang pendaftaran capres-cawapres pada Agustus nanti, semua partai sibuk menjajaki koalisi. Termasuk Partai Gerindra dan Partai Demokrat yang pernah bersaing keras pada pilgub DKI Jakarta. Rencana koalisi itu cukup serius. Bahkan, Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah bertemu empat mata dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno pada Jumat lalu (18/5).
Hal itu dibenarkan Jubir Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Dia mengatakan, pertemuan AHY dan Sandiaga Uno merupakan penjajakan untuk menghadapi pemilu tahun depan. Menurut dia, partainya membuka diri untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra. Saat ini partainya menjalin komunikasi secara intens dengan Partai Gerindra. Dua partai itu mempunyai kesamaan platform sehingga mudah berkomunikasi, bahkan berkoalisi. ’’Kami memang sedang komunikasi aktif untuk membangun kerangka yang sama dan sebangun untuk masa depan bangsa,’’ ucapnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (20/5).
Setelah pertemuan Sandiaga dengan AHY, kata dia, nanti ada pertemuan lanjutan antar kedua partai. Saat ini masih disusun jadwal pertemuan ketua umum partai, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Prabowo Subianto.
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat itu belum bisa memastikan kapan pertemuan dua tokoh tersebut terealisasi. ’’Sedang disesuaikan waktunya, tapi secepatnya. Ini sedang proses komunikasi,’’ ucapnya.
Kapan deklarasi koalisi dilakukan? Menurut dia, penjajakan terus dilakukan. Jadi, belum bisa dipastikan kapan koalisi diresmikan. Tentu, lanjut dia, menunggu pertemuan kedua pucuk pimpinan partai. ’’Kita doakan saja agar muncul yang terbaik bagi rakyat pada Pemilu 2019 nanti,’’ tutur Ferdinand.
Yang pasti, tegas dia, partainya sangat siap berkoalisi dengan Partai Gerindra. Terkait dengan sosok calon presiden dan wakil presiden yang diusung, menurut dia, hal itu akan diputuskan setelah koalisi disepakati. Kandidat yang diusung tentu merupakan hasil kesepakatan bersama antarpartai koalisi.
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria juga membenarkan adanya pertemuan Sandiaga dengan AHY. Menurut dia, pertemuan itu dilakukan antarmantan kandidat pilkada DKI Jakarta. Saat itu Partai Gerindra dan Partai Demokrat berbeda sikap politik. Jika dalam pilkada DKI dua partai tersebut bersaing merebut kursi gubernur, tidak tertutup kemungkinan pada pemilu mendatang keduanya justru bersama-sama.
Menurut dia, semua kemungkinan masih sangat cair. Walaupun sebelumnya menjadi pesaing, bisa saja pada pesta demokrasi selanjutnya menjadi teman koalisi. ’’Segala kemungkinan masih bisa saja terjadi sebelum penetapan capres-cawapres,’’ ucap wakil ketua Komisi II DPR itu. Riza mengatakan, partainya siap berkoalisi dengan partai mana pun, termasuk dengan Partai Demokrat. Partai Gerindra juga terus berkomunikasi dengan partai lain. Baik dengan PKS, PAN, maupun PKB.
Walaupun komunikasi cukup intens, tutur Riza, partainya tidak mau tergesa-gesa mendeklarasikan capres-cawapres yang diusung. ’’Deklarasi masih menunggu pilkada serentak selesai,’’ tuturnya.
Yang pasti, mayoritas kader Gerindra menginginkan Prabowo sebagai capres 2019. Terkait dengan cawapres yang akan diusung, dia mengatakan, banyak tokoh yang masuk radar partainya. Namun, dia belum bisa menyebutkan siapa yang menjadi cawapres Prabowo. Disinggung mengenai nama AHY, Riza menyatakan bahwa mantan calon gubernur DKI Jakarta itu merupakan tokoh muda yang juga mendapat perhatian partainya.
(lum/c19/oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: