>

KERINCI –  Tensi politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kerinci menanas jelang akhir masa kampanye. Buktinya ujaran kebencian (Hate Speech) semakin marak ditebar untuk menjatuhkan citra salah satu pasanagan calon.

Aktivitas ini terutama terlihat facebok di grup Forum Masyarakat Peduli Kerinci dan Persatuan Anak Kerinci. Grup yang terbntuk untuk wadah diskusi itu jadi sasaran empuk untuk saling menghujat.

Harun, salah seorang warga sangat menyanyangkan sikap tersebut. Apalagi banyaknya akun palsu di medsos menebar kebencian dan fitnah terhadap calon Bupati dan Wakil Bupati lain.

\"Isu yang dihembuskan Timses melalui jejaring sosial sangat tidak mendidik. Kita khawatir ini menimbulkan kebencian,” katanya.

Harun mengajak seluruh masyarakat agar menghujat untuk menarik simpati pemilih. Kepada pihak berwajib dirinya berharap agar segera mengambil tindakan agar tidak menyulut pertikaian.

“Kita minta kepada seluruh kontestan untuk tidak saling menghujat. Sebab, itu akan menimbulkan polemik yang pada akhirnya bisa berujung pada konflik antar pendukung,” ungkapnya. 

Kanit Tepiter Polres Kerinci, Iptu Edi Mardi mengakui banyaknya akun abal-abal di Facebook yang menyebarkan isu SARA, ujaran kebencian dan menyudutkan paslon Bupati dan Wakil Bupati Kerinci. Bahkan sejuah ini pihaknya sudah melaporkan 29 akun Facebook dari Cyber Patroli Polres Kerinci ke Polda Jambi.

\"Dari 29 akun Facebook yang dilaporkan, 80 persen sudah diblokir jadi sekitar 24 akun. Sedangkan 20 persen masih dalam proses,\" katanya.

Menurutnya, 29 akun yang telah dilaporkan ini merupakan pantauan tim cyber Polres Kerinci yang terus rajin memantau Medsos. \"Hal ini kita lakukan, agar Pilkada Kerinci berjalan aman dan damai,\" harapnya.

Selain memantau akun Facebook, pihaknya juga melakukan pemantauan akun Instagram, Twitter dan media sosial lainnya.  Tak hanya akun abal - abal, akun resmi milik pribadi juga dipantau. Mulai dari status, komentar serta postingan netizen.

\"Tim siber patroli juga melakukan pemantauan terhadap percakapan yang memprovokasi dalam Pilkada Kerinci. Ini tidak saja di momen Pilkada, untuk pilek dan Pilpres tetap dilakukan pemantauan siber patroli,\" pungkasnya.

(adi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: