>

JAKARTA – Pencarian korban hilang dalam insiden KM Sinar Bangun yang tenggelam Senin (18/6) terus berlanjut. Kamis (21/6) pencarian memasuki hari keempat. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, dan sejumlah pejabat teras meninjau langsung proses tersebut. Kemarin sore Hadi, Tito, dan Siwi tiba di Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun.

Mereka lantas menyambangi Posko SAR dan RSUD Tuan Rondahaim. Dalam kesempatan tersebut Hadi menyampaikan bahwa upaya pencarian korban hilang terus dilakukan sampai tuntas. Dia berjanji, institusi TNI, Polri, Basarnas, dan instansi lainnya mengerahkan berbagai cara agar para korban dapat ditemukan. ”Basarnas dan kepolisian akan melakukan pencarian sesuai dengan SOP,” imbuhnya.

Berbagai cara yang dimaksud oleh panglima TNI termasuk upaya pencarian korban hilang di permukaan danau juga di dalam danau. Menurut dia, Tim SAR yang terdiri atas beberapa instansi juga akan mencari bangkai KM Sinar Bangun. Sebab, sampai kemarin belum diketahui posisi bangkai kapal itu. Agar lebih cepat, mereka turut mengerahkan alat khusus. ”Alat tersebut akan didatangkan dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL di Jakarta,” ucap Hadi.

 Tidak hanya itu, Hadi memastikan bahwa hari ini (22/6) bakal didatangkan satu unit pesawat dan helikopter dari Basarnas untuk turut terlibat dalam pencarian korban yang dilaporkan hilang. ”Untuk menyisir setiap sudut atau pantai di Danau Toba ini,” imbuhnya. Mantan KSAU tersebut juga menyampaikan bahwa upaya pencarian tidak akan lagi dibatasi sampai pukul 18.00 WIB. Apalagi jika posisi bangkai kapal sudah diketahui. ”Kalau perlu 24 jam,” tegasnya.

Peralatan dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL dikerahkan agar jangkauan pencarian di dalam air bisa lebih dalam. Sejauh ini, penyelam yang dikerahkan oleh Tim SAR hanya bisa menyelam sampai ke dalaman 50 meter. \"Sedangkan di atas kedalaman 50 meter menggunakan alat hidros TNI AL untuk menemukan posisi kedalaman kapal tersebut,\" terang Hadi.

Lebih lanjut, Hadi menyampaikan bahwa upaya evakuasi korban hilang bisa dilakukan dengan metode jaring apabila posisi target sudah diketahui. Itu sangat mungkin dilakukan apabila alat dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL sudah dikerahkan. Berdasar keterangan korban selamat yang ditemui panglima di rumah sakit, KM Sinar Bangun tenggelam dalam waktu singkat. \"Kapal oleng ke kanan dan begitu cepat kapal itu langsung tenggelam,\" ujarnya. 

Sementara itu, Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menyampaikan bahwa nakhoda KM Sinar Bangun memang sudah diamankan. Tidak hanya itu, anak buah kapal (ABK) yang turut serta dalam pelayaran kapal nahas itu juga diamankan petugas. Namun demikian, pria yang akrab dipanggil Setyo itu belum bisa memastikan apakah nakhoda dan ABK KM Sinar Bangun akan dijadikan tersangka atau tidak. ”Kami lihat dasar hukumnya dulu ya,” kata dia.

 Untuk sementara, petugas mengamankan nakhoda dan ABK KM Sinar Bangun untuk dimintai keterangan. Sebab, ada sejumlah pertanyaan yang dinilai harus dijawab oleh mereka. Di antaranya soal manifes penumpang. ”Kita ketahui manifes penumpang saja tidak ada. Kemudian jumlah penupang pasti, tidak jelas,” ungkap Setyo. Semua itu, akan ditanyakan kepada nakhoda dan ABK tersebut.

(syn/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: