JAKARTA – Serangan Kelompok Kriminal Separitis Bersenjata (KKSB) di Kabupaten Nduga bukan satu-satunya ancaman pilkada serentak di tanah Papua. Kabupaten Puncak serta enam daerah lain juga turut mendapat perhatian aparat keamanan. Menurut Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sejak beberapa hari lalu instansinya sudah mengirim pasukan untuk mengamankan Bandara Ilaga di Kabupaten Puncak.
Hadi menjelaskan bahwa pasukan yang dikerahkan berasal dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Jumlahnya sebanyak satu SSK. Seluruhnya dikerahkan untuk mengamankan Bandara Ilaga. Sebab, beberapa hari belakangan seringkali terjadi penambakan yang dilakukan KKSB di lokasi tersebut. ”Untuk melakukan pengamanan wilayah sekitar bandara yang biasanya rawan terjadi penembakan pesawat,” ungkap dia.
Selain itu, pasukan tersebut juga turut diperintah untuk memperkuat pengamanan di sekitar Bandara Ilaga. Tugas itu dilaksanakan bersama aparat kepolisian yang sudah ditugaskan dalam pengamanan pilkada serentak di Papua. Wakapolri Komjen Syafruddin menuturkan bahwa sudah ada penebalan pasukan pengamanan pilkada di Papua. Tambahan pasukan itu dikirim untuk mengatasi serangan dari kelompok bersenjata.
Menurut Syafruddin, jumlah pasukan tambahan yang sudah dikerahkan ke Papua mencapai 18 ribu personel atau hampir setara dua batalyon. ”Pasukan sekitar 18 ribuan pasukan, lebih besar dan ditambah dibanding tahun lalu,” kata dia usai rapat koordinasi persiapan Asian Games di Istana Wakil Presiden kemarin (26/6). Berdasar data dari kepolisian, Papua masuk dalam zona VII.
Polri sudah menyiapkan pasukan Korps Brimob dari Maluku Utara sebanyak 614 personel. Sedangkan di Maluku ada 1.591 personel yang siap siaga. Total kekuatan personel Korps Brimob yang disiapkan dalam pengamanan pilkada serentak tahun ini mencapai 41.333 orang. Lebih lanjut Syafruddin menuturkan, Papua memang menjadi salah satu wilayah yang menjadi atensi polisi sejak awal karena menjadi wilayah rawan.
Pengamanan itu bukan hanya pada saat pemungutan suara hari ini (27/6), tapi juga pasca coblosan. Yakni, pada saat kotak suara dipindahkan dari TPS menuju ke kelurahan dan kecamatan. ”Jadi, titik rawan itu pada saat pencoblosan itu aman saja namun setelah penghitungan di TPS dan mengangkut ke PPS (panitia pemungutan suara kelurahan, Red), kecamatan di situ rawan oleh karena itu perlu dikawal,” kata Syafruddin.
Jenderal polisi dengan tiga bintang di pundak itu menyampaikan bahwa dirinya meminta keterlibatan masyarakat termasuk media untuk membantu pengawalan tersebut agar semakin aman. Daerah lain yang juga diwaspadai Polri berdasar letak geografis adalah NTT dan Maluku Utara. Sedangkan berdasar potensi konflik wilayah yang diwaspadai Polri yakni di Kalimantan Barat dan Sumatera Utara.
”Yang menyangkut demografi yang cukup besar di Jawa. Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan semua merupakan bagian dari pada yang kita waspadai jadi daerah rawan,” imbuh Syafruddin. Khusus wilayah yang mendapat atensi Polri, Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menyampaikan, instansinya sudah mengirim pasukan yang dipastikan cukup guna mengantisipasi setiap potensi ancaman.
Pasukan tersebut, terpisah dari total pasukan Polri sebanyak 170 ribu personel yang sudah disiapkan sebelumnya. ”Untuk daerah-daerah tertentu dengan ancaman yang kami assessment, kami antisipasi dengan jumlah yang cukup untuk antisipasi itu,” imbuh Setyo. Tidak terkecuali Papua. Dia mengakui bahwa serangan KKSB di Kabupaten Nduga dua hari lalu (25/6) turut berpengaruh terhadap distribusi logistik pilkada di wilayah tersebut.
Laporan yang diterima oleh Setyo, pesawat Trigana Air yang ditembaki KKSB di Bandara Kenyam bukan hanya mengangkut personel Korps Brimob. Melainkan juga turut membawa logistik pilkada. ”Karena dengan kejadian kemarin (Senin) agak tertunda distribusi logistiknya,” ucap dia. Jenderal bintang dua Polri itu pun menyebutkan bahwa pasca penembakan terjadi, aparat gabungan Polri bersama TNI terus mengevaluasi kondisi dan situasi keamanan di sana.
Setyo berharap besar, hari ini kondisi dan situasi di Kabupaten Nduga sudah kondusif. Sehingga pemungutan suara dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. ”Serentak bersama saudara kita di seluruh Indonesia yang melaksanakan pilkada di 171 daerah,” ucap dia. Soal proses hukum para pelaku penembakan, dia menyebut kemarin pengejaran masih dilakukan. Belum satu pun dari total 16 anggota KKSB yang beraksi berhasil ditangkap.
Menurut Setyo, aparat keamanan dari Polri maupun TNI tidak bisa sembarangan bergerak. Sebab, yang mereka kejar merupakan anggota kelompok bersenjata. ”Kami harus hati-hati. Jangan sampai timbul korban lagi. Itu yang penting,” imbuhnya. Dia memastikan bahwa proses hukum terhadap para pelaku penembakan bakal berjalan apabila mereka sudah berhasil ditangkap. ”Sekarang kami cari dulu pelakunya,” tambah dia.
Lebih lanjut, Setyo menyampaikan bahwa seluruh korban yang meninggal dunia maupun terluka akibat serangan KKSB di Kabupaten Nduga dua hari lalu sudah diurus. Khusus Arjuna Kola yang turut menjadi korban, sampai kemarin masih ditangani petugas medis di Timika. Mengingat luka yang dialami bocah berusia enam tahun itu cukup parah. ”Sekarang sedang diupayakan untuk dirawat intensif,” imbuhnya.
(jun/syn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: