Bertekad Mengembangkan Produk Inovasi Berbasis UMKM

Bertekad Mengembangkan Produk Inovasi Berbasis UMKM

JAMBI- Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) merupakan pelaku ekonomi terkecil di tengah masyarakat. Kelompok ini umumnya membutuhkan pendampingan dan modal untuk mengembangkan usahanya.

Karena minimnya modal, mereka tentu belum mengenal penggunaan teknologi baik dalam produksi maupun dari sisi manajemen. Padahal keberadaan teknologi tersebut dibutuhkan dalam rangka mendukung (supporting) pada peningkatan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.

Disisi lain, penggunaan teknologi dalam produksi juga dapat memberikan nilai optimum dan efisiensi. Kebutuhan akan jumlah SDM yang lebih sedikit dan rantai proses produksi dapat dikurangi, sehingga akan terjadi penghematan biaya.

Politeknik Jambi (Poljam) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melakukan kegiatan serah terima peralatan UMKM yang diwakili oleh dua UMKM di Provinsi Jambi, yaitu UMKM dari Kabupaten Kerinci dan UMKM dari Kota Jambi. Hadir dalam acara tersebut  Direktur Politeknik Jambi, Hilda Porawati dan Ketua dari masing-masing UMKM.

Direktur Politeknik Jambi mengatakan bahwa saat ini Politeknik Jambi telah konsen untuk menghasilkan teknologi inovasi berbasis kebutuhan UMKM dan petani di Provinsi Jambi.

“Tiap tahun Proyek Akhir (PA) mahasiswa kami diarahkan untuk menghasilkan peralatan/mesin yang dibutuhkan masyarakat,” aku Hilda dalam sambutannya di Acara Serah Terima Peralatan UMKM di Kampus Politeknik Jambi.

Lebih lanjut Hilda menyatakan bahwa dalam waktu dekat Politeknik Jambi akan launching suatu e-Commerse yang berisi produk-produk mesin maupun produk-produk UMKM binaan Politeknik Jambi.

Sekretaris LPPM Poljam, Sigit Kurniawan mengatakan, peralatan yang diserahkan berupa mesin perajang multi pisau yang merupakan hasil karya dari dosen Politeknik Jambi.

Mesin ini dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam pengirisan produk seperti ubi, kentang dan lainnya hingga 50 %.

“Bayangkan, kalau kapasitas produksi UMKM 150 Kg per hari, maka 30 jam mereka membutuhkan waktu hanya untuk proses perajangan saja. Proses-proses seperti ini yang perlu kita support dalam hal teknologi. Selain itu mata pisau mesin ini juga dapat diganti dengan mudah, sehingga UMKM tak perlu lagi membeli mesin baru untuk menghasilkan produk keripik dengan bentuk yang lain,” aku Sigit. (hai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: