>

Kemarau, Tunda Musim Tanam

Kemarau, Tunda Musim Tanam

\"Khusus petani pasang surut, rencana tanam padi dibulan mei. Tapi karena kodisi seperti sekarang musim kemarau kita sarankan untuk ditunda,\" terangnya.

Untuk waktu penanaman padi jelas H. Zainuddin, mungkin nanti di Bulan September dan Oktober baru petani mulai menanam padi.

\"Jika dipaksa tanam di bulan Mei, maka kita takut para petani merugi, jelas perekonomian petani juga terganggu. Jadi  bagi petani sekali lagi kita sarankan untuk tidak tanam padi,\" imbuhnya.

  1. Zainuddin juga mengatakan mengisi kekosongan lahan menjelang tanam padi, pihaknya menyarankan sebelum bulan September petani menanam palawija di lahan yang akan digarap.

\"Menjelang musim tanam padi di September-Oktober untuk wilayah irigasi kita sarankan tanam palawija. Seperti yang saat ini di wilayah Kecamatan Bram Itam ada juga petani yang mengisi lahan mereka dengan tanaman jagung,\" katanya.

Sementara itu, untuk mengatasi kekeringan yang terjadi pada musim kemarau tahun 2019 ini,  Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Jambi menyebut telah melakukan beberapa langkah untuk menolong tanaman padi petani. Bahkan hingga data terakhir yang didapat hanya 2 Hektare lahan padi yang mengalami gagal panen (puso).

          Kepala Dinas TPHP Provinsi Jambi Akhmad Mausul meneybut pihaknya sudah mengupayakan pengoptimalan pemanfaatn posko-posko kekeringan untuk mendata potensi lahan dan air yg siap ditanam dengan padi gogo (lading)di lahan sawah. Dipilih padi ini karena cocok dengan kondisi lahan yang kekurangan air.

“Kita segera melakukan pemberkasan dokumen bantuan padi gogo seluas 7.500  ha di 5 kabupaten yakni  Batanghari, Bungo, Merangin, Sarolangun, Tebo,” katanya.

Selain itu ada juga bantuan jagung seluas 10.000 ha   di 8 kabupaten/kota dan kegiatan tumpangsari padi- jagung  seluas 5000 ha, tumpang sari jagung - kedele 2500 ha, paling lambat  September 2019.

          Selain itu juga diperhatikan pengaturan air di pintu-pintu air untuk keperluan pertanian tersebut.

“Artinya juga dilakukan gerakan pompanisasi melalui bantuan brigade dan pemanfaatan  bantuan kegiatan pipanisasi utk menarik air dari sumber2 air baik dari sungai maupun mata air,” sebutnya.

          Bahkan juga dia menyebut untuk petani yang mengalami kerugian akibat kekeringan agar didata dan diklaim asuransinya ( AUTP /Asuaransi Usaha Tani Padi ). “Untuk ini Kabupaten/kota diminta menyampaikan laporan pemantauan kekeringan setiap minggu ke Provinsi ,” ujarnya.

          Dari data Dinas TPHP juga dinyatakan ada 3.096 Ha luas tanaman pagi yang terkena kekeringan. Dengan rincian keursakan ringan 2.447 Ha, rusak sedang 576 Ha, dan rusak berat 57,5 Ha serta gagal panen (Puso) hanya 2 Ha. (rza/sun/aba)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: