Belasan Ribu Honorer K2 DKI Jakarta Selalu Resah di Akhir Tahun
JAKARTA - Belasan ribu honorer K2 DKI Jakarta khawatir kontrak kerjanya tidak diperpanjang. Pasalnya, mereka harus kembali menjalani serangkaian tes dengan beragam persyaratan.
\"Setiap akhir tahun, honorer K2 DKI Jakarta selalu gelisah. Kami harus siap-siap membuat lamaran baru untuk perpanjangan kontrak agar bisa bekerja di 2020,\" kata Koordinator Wilayah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) DKI Jakarta Nur Baitih kepada JPNN.com, Sabtu (30/11).
Nur mengaku heran, dengan tes setiap tahun yang diberlakukan Pemprov DKI. Honorer K2 yang bekerja di instansi pemerintahan kalah dengan para pekerja buruh atau pekerja lainnya.
Para buruh tidak menjalani tes setiap tahun untuk perpanjangan kontrak. Ada yang dua tahun sekali bahkan ada lima tahun sekali.
Sangat berbeda dengan perlakuan terhadap guru maupun honorer K2 yang bekerja di SKPD (satuan kerja perangkat daerah) lain. Setiap tahun pasti harus menjalani tes perpanjangan kontrak.
\"Kan aneh ya, kami yang belasan tahun mengabdi masih harus dites setiap tahun. Yang buruh atau pekerja lainnya tesnya dua sampai lima tahun sekali,\" ucapnya.
Yang bikin Nur dan rekan-rekannya gundah, perpanjangan kontrak dibuat persyaratan yang banyak embel-embelnya. Mulai dari pengurusan SKCK, bersih dari narkoba, surat keterangan sehat. Bahkan sampai harus tes ulang.
\"Seharusnya cukup update data saja. Data tahun lalu kan masih ada. Misalnya Adi, nah harusnya dicek Adi masih bekerja atau sudah keluar atau maaf sudah meninggal. Jika masih kerja tinggal cek kinerjanya.Kalau masih baik ya tinggal perpanjang. Kalaupun ada honorer yang kinerjanya kurang baik, kasih pembinaan. Apalagi dia sudah menjadi honorer cukup lama,\" beber Nur Baitih. (esy/jpnn)
sumber: www.jpnn.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: