Pelibatan Aparatur Desa dan Perpustakaan Desa Dalam Meningkatkan Literasi Keuangan

Pelibatan Aparatur Desa dan Perpustakaan Desa Dalam Meningkatkan Literasi Keuangan

Oleh : Fauzi Yosi*

Di Provinsi Jambi berdasarkan data Dinas P3AP2 Provinsi Jambi, memiliki sebanyak 1.399 Desa. Tidak semua Perbankan, Pasar Modal, hingga Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) seperti Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, dan LJK formal lainnya di Provinsi Jambi, memiliki cabang hingga kepelosok desa, walaupun telah ada perpanjangan tangan perbankan dipelosok Desa, tetap tidak dapat menjangkau seluruh desa. Pasalnya Desa terdapat desa-desa di Provinsi Jambi yang memakan waktu berjam-jam untuk bisa kelokasi.

Sehingga diperlukan pelibatan aparatur Desa dan Perpustakaan Desa untuk meningkatkan Literasi Keuangan. Namun sebelumnya, baik aparatur Desa maupun tenaga perpustakaan Desa perlu diberikan pemahaman lebih dalam mengenai literasi keuangan dalam hal ini oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengetahui lebih jauh mengenai literasi keuangan. Baik aparatur Desa maupun tenaga perpustakaan Desa diyakini mampu mensosialisasikan dan meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat Desa.

Khusus perpustakaan Desa tidak bisa dipandang sebelah mata, pasalnya salah satu perpustakaan Desa di Jambi yakni perpustkaan desa Bukit Harapan yang berada di Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari, ditahun 2019 lalu menjadi salah satu perpustkaan Desa terbaik dalam impelemntasi perpustkaan berbasis inklusi sosial tahun 2019. Penganugerahaan diserahkan langsung pada malam puncak Peer Learning Meeting Nasional Literasi untuk Kesejahteraan Rabu 4 Desember 2019di JW Mariot Hotel Surbaya. Keberadaan perpustakaan Desa pun diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat Desa, disamping peran serta aparatur Desa untuk ikut meingkatkan literasi keuangan bagi masyarakat Desa.
Kedekatan aparatur Desa dan tenaga Perpustakaan Desa dengan masyarakat Desa setempat, diyakini akan lebih mudah dalam proses pemberian pengetahuan dalam literasi keuangan kepada masyarakat. Karena masyarakat Desa menganggap bahwa aparatur Desa dan Perpustakaan Desa adalah orang-orang pilihan, yang memang dianggap mampu dan cakap didesa tersebut. Jangan lupa peran Kepala Desa dalam upaya meningkatkan Literasi Keuangan khususnya didesa-desa. Kepala Desa pun dianggap yang dituakan oleh masyarakat setempat, apa yang diselenggarakan oleh perangkat Desa, sudah barang tentu akan diikuti masyarakat Desa setempat.
Penambahan koleksi buku yang dapat dibaca semua kalangan diperpustakaan Desa, dinilai akan ikut membantu masyarakat mengetahui lebih dalam tentang literasi keuangan. Perpustakaan Desa di Provinsi Jambi pun saat ini telah dirancang semenarik mungkin untuk menyasar semua kalangan. Masyarakat Desa pun akan betah berlama-lama saat berada diperpustakaan Desa, tidak ada salahnya perpustakaan Desa diberikan alat penunjang literasi keuangan, sehingga akan menarik minat anak usia dini untuk ikut memahami literasi keuangan.
Dalam hal ini aparatur Desa bisa turut serta mensosialisasikan literasi keuangan dalam setiap rapat Desa, kepada aparatur Desa pun dapat diberikan pemahaman lebih dalam mengenai literasi keuangan, untuk nantinya ilmu yang didapat dapat dibagikan masyarakat dalam setiap rapat Desa yang diselenggarakan. Tidak ada salahnya memberikan insentif khusus bagi aparatur Desa yang turut membantu mensosialisasikan literasi keuangan didesanya, asalkan memang aparatur Desa bekerja secara maksimal. Baik Pemda, OJK, Perbankan, Pasar Modal, hingga Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) seperti Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, dan LJK formal lainnya di Provinsi Jambi, sesekali bertanya langsung secara random kepada masyarakat Desa mengenai literasi keuangan, untuk memastikan aparatur Desa benar-benar telah menjalakan tugas yang telah diberikan dengan baik.
Untuk tahap awal, Baik Pemda, OJK, Perbankan, Pasar Modal, hingga Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) seperti Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, dan LJK formal lainnya di Provinsi Jambi, dapat mengundang perwakilan aparatur Desa maupun perwakilan perpustakaan Desa untuk diberikan pemahaman dan ilmu tentang literasi keuangan. Setelah itu setiap peserta yang diundang agar mampu berbicara dihadapan peserta lain mengenai ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan berlangsung. Perlu ditekankan peserta yang diundang adalah peserta yang mumpuni, dalam artian tidak asal kirim untuk memenuhi kuota peserta saja. Karena perwakilan peserta yang telah dikirim akan mengimpelentasikan ilmu yang telah diterima selama kegiatan.
Nantinya dalam kegiatan pun diketahui kendala dan pengetahuan masyarakat mengenai literasi keuangan masyarakat di Desa sudah sejauh mana. Para peserta yang ikut serta dalam kegiatan selain dicatat nomor ponselnya, juga harus melaporkan perkembangan literasi keuangan yang diterima masyarakat Desa, karena peserta ini bakal menerima insentif yang telah ditentukan, anggaran yang dikeluarkan pun harus disesuaikan dengan kinerja peserta. Apabila terdapat peserta yang menerima raport kurang baik, maka harus siap diganti oleh peserta lain yang lebih siap, dan intensif yang telah diberikan pun harus siap dialihkan ke peserta baru, ini merupakan reward and punishment yang diberikan kepada peserta yang setengah hati menjalankan tugasnya.
Karena usaha untuk menumbuhkembangkan Literasi Keuangan bukan menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat saja, tapi harus diikuti oleh Pemerintah Desa. Dengan usaha yang dilakukan mulai dari Pusat hingga Desa, maka pengembangan Literasi Keuangan diterima masyarakat secara menyeluruh, mulai dari tingkatan masyarakat perkotaan hingga masyarakat pedesaan. Saat ini yang terpenting adalah semangat gotong royong lintas sektoral dalam upaya meningkatkan Literasi Keuangan masyarakat.
Dengan meningkatnya Literasi Keuangan masyarakat, maka akan berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat, dan berujung kepada keamanan stabilitas ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masyarakat pun khusunya yang tinggal dipelosok pedesaan tidak lagi menyimpan uang dirumah, dengan telah diterimanya pemahaman Literasi Keuangan, dan masyarakat akan mempercayakan lembaga keuangan, untuk mneyimpan baik itu uang maupun aset, perputaran ekonomi pun diharapkan dapat ikut berjalan secara menyeluruh. (*)

*Penulis wartawan Jambi Ekspres dan jambiekspres.co.id ([email protected])

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: