
JAKARTA – Pandji Pragiwaksono tengah menjadi sorotan dan pergunjingan publik. Itu setelah ia membandingkan FPI dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Pandji mengatakan, bahwa FPI jauh lebih dekat dengan masyarakat dan selalu ada saat dibutuhkan masyarakat.
Sedangkan dua ormas Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah tidak seperti itu. Hal itu lantas membuat Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid angkat suara.
Bahkan, Muannas menyebut Pandji sebagai komedian karbitan “Ini tuduhan, kemaren ada Haikal Hassan terus Mbak You, sekarang komedian karbitan,” ujar Muannas dikutip dari akun Twitter pribadinya.
Muannas menyatakan, perbandingan yang dilakukan Pandji itu tidak sepadan. Sebab, baik NU dan Muhammadiyah, sudah tak terbilang lagi jasanya untuk kemerdekaan dan pembangunan di tanah air.
“Jasa NU dan Muhammadiyah terhadap bangsa ini besar tak sepadan dibanding FPI,” sambungnya.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu meminta Pandji segera meminta maaf kepada NU dan Muhammadiyah. “Jadilah komedian yang baik, jangan komentarin dan menghukumi sesuatu yang anda @pandji tidak ketahui, dzolim Anda,” tegasnya.
Muannas juga menyatakan bahwa NU dan Muhammadiyah sangat berjasa ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan kehidupan masyarakat.
“Saran saya untuk para pembohong dan pengadu domba sebaiknya MINTA MAAF kepada ke-2 ormas Islam terbesar tersebut,” sambungnya.
Melalui akun Twitter pribadinya, Pandji Pragiwaksono pun membalas cuitan Muannas. “Mohon maaf, tapi blom ditonton ya sumber video yang dijadikan kutipan?” balas Pandji.
Ia kembali menekankan bahwa hal itu buka pernyataanya sendiri. “Saya blang bahwa itu ucapan Sosiolog, Pak Thamrin Tomagola waktu saya interview beliau di Hard Rock FM Jakarta awal 2012,” sambungnya.
Menurutnya, banyak simpatisan FPI di tengah masyarakat, utamanya dari kalangan bawah. Itu karena FPI selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.
Kata Pandji Pragiwaksono, pendapat itu dia dengar dari Sosiolog Thamrin Amal Tomagola ketika diwawancarainya di Hard Rock FM Jakarta tahun 2012 lalu.
“FPI itu dekat dengan masyarakat. ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012,” ujarnya.
Pandji lantas menceritakan, misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, tapi tidak bisa masuk, biasanya orang tuanya mendatangi FPI untuk minta surat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: