JAKARTA– Penceramah kondang asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan Ustaz Dasad Latif membandingkan kasus dugaan rasisme yang dilakukan oleh Permadi Arya atau dikenal sebagai Abu Janda dengan kasus koruptor dana bantuan sosial atau Bansos.
Pada bincang bersama Karni Ilyas di Karni Ilyas Club, Ustaz Dasad Latif mengatakan tidak menyukai pemikiran dari Abu Janda, bukan pribadinya. Menurutnya, pemikiran untuk menyebar ujaran kebencian hingga rasisme lebih berbahaya, sebab bisa terus berkembang.
“Kalau kita benci orangnya, dipenjara, selesai. Tapi kalau pemikirannya berkembang, berhahaya karena dia (pemikiran Abu Janda) di medsos. Jika di kamarnya, tidak ada masalah. Tidak berpengaruh. Inikan dipublikasi,” tutur Ustaz Das’ad.
Dibalik ketidaksukaannya terhadap pemikiran Abu Janda, Ustaz Das’ad mengungkapkan kesenangannya terhadap kejujuran Abu Janda.
Sebab, Abu Janda mau jujur mengakui bahwa dirinya merupakan seorang Influencer yang dibayar dalam rangka memenangkan Joko Widodo (Jokowi) dan KH. Ma’ruf Amin.
“Sejujurnya, saya senang satu dari Abu Jand. Dia jujur bahwa dibayar, dia sportif. Orang di kampung saya bilang \"keras kehidupan\", dia cari nafkah, dia pakai akalnya seperti itu cari nafkah, dia sudah akui bahwa dibayar,” ungkapnya.
Menurut Ustaz Das’ad, kasus yang sedang dijalani Abu Janda masih lebih terhormat daripada seorang pejabat yang disanjung-sanjung namun menyalahgunakan bansos.Koruptor, khususnya koruptor dana bansos, kata Das’ad lebih parah, karena mencuri uang negara.
“Abu Janda masih jauh lebih terhormat daripada orang yang kita sanjung-sanjung sebagai pejabat tapi menyalahgunakan (dana) bansos. Parah, karena uang negara yang dicuri. Kalau Abu Janda dibayar oleh sponsor,” bebernya.
“Dan uang yang dicuri itu untuk orang miskin lagi,” sambung Karni Ilyas meninpali.
“Dan orang miskin yang dianiaya itu maqbul doanya, cash, langsung (didengar) doanya,” kata Ustaz Das’as. (mg9/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: