Jangan Coba-coba Sunat Laser, Ini Risikonya
JAMBIEKSPRES.CO.ID-Sejumlah pihak menyarankan sunat laser dihentikan. Prosesnya praktis, namun risikonya besar.Dokter Spesialis Urologi RS Siloam, Dr Arry Rodjani, SpU (K), mengemukakan, sunat laser tidak menggunakan energi cahaya, namun energi panas. Dia menambahkan, pada penggunaan kauter (sunat laser), arus listrik langsung menuju jaringan penis.
Menurut Arry, bila preputium (kulup penis) dipotong dengan kauter, dapat terjadi gangguan saraf yang parah. Oleh karenanya, sebelum sirkumsisi yang perlu diperhatikan adalah indikasi dan kontraindikasi.
“Banyak yang menganggap sunat laser praktis dan tidak sakit, padahal bahanya besar,” tuturnya, Rabu, 2 Maret.
Dia mencontohkan kejadian yang menimpa bocah di Pekalongan beberapa tahun lalu. Kepala kelaminnya ikut terpotong setelah disunat laser. Pada sunat laser, energi listrik diarahkan langsung menuju jaringan kelamin.”Ini berrisiko menyebabkan terbakarnya jaringan sampai ke glans penis dan dapat menyebabkan luka bakar hebat,” sebutnya.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia, Prof Andi Asadul Islam, menambahkan, remaja yang melakukan sirkumsisi teknik laser mencapai 10,2 juta. Menurutnya, sunat laser tak membuat perdarahan besar.
“Namun risikonya, kepala penis bisa terpotong,termasuk cedera kelenjar penis dan luka bakar,” sebut Andi Asadul mengingatkan.Komisioner KPAI Divisi Pengawasan, Jasra Putra, mengemukakan, sosialisasi perlu ditingkatkan kepada masyarakat agar menggunakan sunat yang aman. (abd/dir)
Sumber: www.fajar.co.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: