Blokir 9 Titik Jalan, Warga Minta Pertamina Perbaiki Jalan Rusak
JAMBI-Warga 18 RT di Kelurahan Kenali Asam Bawah Kota Jambi menggelar aksi memblokade 9 titik jalan menuju sumur Pertamina, kemarin (4/3).
Hal tersebut dilakukan untuk menuntut Pertamina bertanggung jawab terhadap jalan lingkungan yang kondisinya rusak parah karena dilalui kendaraan berat Pertamina.
Ketua RT 11 Kelurahan Kenali Asam Kota Jambi Effendi yang merupakan Korlap II Aksi kemarin (4/3) mengatakan, tuntutan pihaknya meminta jalan kawasan yang rusak tersebut segera dicor.
Sejauh ini sebut Effendi, belum ada upaya pihak Pertamina untuk melakukan pembenahan jalan yang rusak tersebut.
“Ibarat buah itu harus dijuluk dulu. Makanya kami lakukan aksi ini,” katanya, kemarin (4/3).
Kata Effendi, Pertamina punya program kerja untuk pengambilan minyak alam di tempatnya sejak 80 tahun lalu. Mungkin saat itu kondisinya masih hutan, tidak perlu jalan yang baik.
“Sekarang ini sudah kota, ramai pemukiman masyarakat. Tapi tidak diperhatiakan kondisi jalannya,” imbuhnya.
Ada sepanjang lebih kurang 6.100 meter jalan rusak yang menjadi tuntuan warga untuk dibangun oleh pihak Pertamina. Jalan tersebut berada di 18 RT di Kenali Asam Bawah.
“Disini ada sebagian jalan yang sudah dibangun Pemda Kota Jambi, karena kewenangan Pemda,” ujarnya.
Fendi menyebutkan, aktifitas mobil tangki Pertamina setiap hari melintasi kawasan jalan rusak tersebut. Tonase kendaraan yang melintas mencapai 50 ton.
“Kalau panas berdebu, hujan becek,” ujarnya.
Ditambahkan Suprayitno, Ketua RT 2 Kenali Asam Bawah yang juga merupakan Korlap I aksi pemblokiran jalan tersebut, bahwa saat ini kawasan itu merupakan pusat kota, bukan lagi hutan. Akses jalan sangat dibutuhkan masyarakat.
Oleh sebab itu, kata dia, masyarakat menuntut jalan tersebut dibangun seperti jalan lain yang kondisinya layak. Karena jalan tersebut merupakan jalan alternatif untuk pelajar pergi ke sekolah, SMA 8, SMP 18, SMK Penerbangan. Juga akses lainnya.
“Selama ini kami cukup bersabar. Kami minta pada Pertamina untuk dicor. Tuntutan kami itu lebih kurang 6,1 KM. Perusahaan sebesar Pertamina, secara akal sehat tidak mungkin tidak bisa melaksanakannya. Jangan mengatakan produksi menurun. Ketika produksi meningkat, tidak pernah ngomong-ngomong,” tuturnya.
Sejauh ini, konumunikasi dengan pihak Pertamina sudah dilakukan, kata Suprayitno, karena responnya kurang, jadinya dilakukan pemblokiran jalan.
“Kita tidak pernah mengahalangi, tapi kalau tidak ada perhatian pada masyarakat juga bagaimana,” katanya.
9 titik jalan tersebut kata Dia, akan ditutup untuk kendaraan Pertamina hingga ada kesepakatan terbaik, yakni kepastian pembangunan jalan.
Jalan yang ditutup kemarin (4/3) yakni Jl Ibrahim Ripin I (dua pintu) berada di RT 10, 11, 17, 33, 51, 19 dan RT 38. Kemudian, Jl Ibrahim Ripin 2 (dua pintu) berada di RT 11, 17 dan RT 40, kemudian Jl.Irmiza (2 Pintu) berada di RT 02, 09, 37 dan 44.
Selain itu ada Jl. Surya Darma (1 pintu) di RT. 02, Jl. Sentral Fasility (1 pintu) di RT. 01 dan 15. Selanjutnya ada Jl. Sunan Drajat/Purnama (1 pintu) di RT 34 dan RT 35.
“Selama ini belum ada titik temu,” kata Suprayitno.
Pantauan harian ini pada lokasi jalan yang di blokade, mobil tangki Pertamina yang hendak masuk diminta putar arah oleh warga. Tidak diperbolehkan untuk mengambil minyak pada sumur yang ada di kawasan tersebut.
“Biasanya tanpa hambatan. Ini kita lapor ke pengurus kita dulu,” kata Sopir tangki yang harus memutar balik mobil tangkinya, Adi, kemarin (4/3).
Sementara pihak pertamina, Fikri Fardhian selaku Government dan Publik Relation PEP Asset 1, saat dikonfirmasi mengatakan, memang di lokasi sumur Pertamina di Kenali Asam Bawah ada penutupan jalan oleh masyarakat yang menuntut kualitas jalan.
Terkait itu sebut Fikri, Pertamina sudah mengkoordinasikan dan negosiasi dengan masyarakat yang juga dibantu Pemerintah Kota Jambi. Dalam prosesnya Pertamina sangat terbuka untuk menerima masukan.
“Terkait mekanisme pelaksanaan, sebagai perusahaan kita ada keterbatasan dari segi anggaran, dan sebagainya,” kata Fikri, kemarin (4/3).
“Kami sangat menyayangkan ada penutupan jalan terebut, karena negosiasi sedang berjalan, sudah mengarah titik temu,” tambahnya.
Karena akses jalan ke sumur Pertamina di Kenali Asam Bawah tersebut ditutup, berdampak pada angka produksi Pertamina Jambi. Sangat vital kegiatan operasi dan produksi.
“Dari negosiasi dengan masyarakat, kita akan lakukan peningkatan kualitas jalan,” katanya.
Terkait kerugian Pertamina, saat ini sebut Fikri masih dihitung. Yang jelas berdampak pada produksi, ada potensi berkurangnya produksi.
“Kita masih pantau. Kita tidak bisa melakukan pengecekan sumur. Minyak tidak bisa diproduksikan,” ungkapnya.
Ditambahkan Ari Rachmadi, Legal Relation PEP Jambi Field. Kata dia Sumur-sumur pertamina sifatnya harus segera dihisap. Kini (kemarin, red) ada 2 sumur yang harus ditutup, karena jika tidak dilakukan, maka cairannya akan meluber keluar dan membahayakan.
“Sebab jalan ditutup, sehingga tidak bisa melakukan operasi produksi,” katanya.
Produksinya ada 8 dan 9 barel untuk masing-masing sumur yang ditutup. Total ada 17 barel. Di sana sebut Ari, ada sekitar 42 titik sumur aktif Pertamina. Porduksi per hari lebih kurang 250 barel.
“Karena kendaraan masuk tidak bisa, jadi tidak bisa produksi,” ujarnya.
Minyak yang harusnya menjadi kegiatan negara, dengan adanya hambatan tersebut tidak bisa dilakukan produksi.
Terkait tuntutan masyarakat, ada poin yang sudah hampir mendapatkan titik temu, yakni akan dilakukan pembangunan jalan dengan bertahap.
“Tidak mungkin sekaligus. Namun akan direalisasikan mulai tahun ini sepanjang 250 meter. Penyesuaian kemampuan anggaran. Mungkin baru diselesaikan hingga waktu 5 tahun,” tuturnya.
Terkait pemblokiran 9 titik jalan tersebut, Walikota Jambi bersama Kapolreta Jambi langsung turun dan melihat langung kondisi di lapangan, kemarin siang (4/3). Walikota yang juga menghadirkan pihak Pertamina, langsung melakukan negosiasi bersama warga untuk membuka blokade jalan.
“Kami langsung turun ke lokasi pemblokiran yang dilaksakan forum RT. Ada 18 RT se Kenali Asam Bawah yang menyatakan ketidakpuasan karena jalan dilungkungannya belum pernah diperbaiki Pertamina. Karena memang jalan tersebut merupakan jalan konsesi Pertamina,” kata Fasha, kemarin (4/3).
Dalam mediasi, sebut Fasha, Pemerintah Kota Jambi akan membantu pembangunan jalan tersebut tahun depan, jika Pertamina tidak mampu.
“Syukur-syukur tahun depan bisa langusung diselesaikan semuanya,”katanya.
Kata Fasha, pihaknya juga meminta kesanggupan Pertamina sebatas mana untuk membangun jalan tersebut.
“Sisanya akan dibantu Pemkot Jambi. Itu kesepakatannya,” imbuhnya.
Namun, apabila jalan tersebut full dibangun oleh Pemerintah Kota Jambi, maka diharapkan pihak Pertamina bisa menjaga jalan tersebut. Karena tonase yang dibuat pasti berbeda dengan tonase yang dilalui kendaraan besar Pertamina.
“Jadi, kalau ada kerusakan cepat diperbaiki. Jangan sampai masyarakat turun ke jalan,” katanya.
Sementara Field Manger Pertamina Jambi, Hermansyah usai mediasi mengaku akan bersinergi dengan Pemkot Jambi, sehingga harapan masyarat bisa dipenuhi bersama.
“Kami mengikuti arahan pak Walikota,” katanya.
Hermansyah mengaku, selama ini tidak dilakukan pembangunan jalan, karena permintaan jalan oleh warga itu baru disampaikan. Pihaknya sebut Hermansyah, sudah berupaya melakukan perbaikan, namun belum memenuhi harapan masyarakat.
“Nanti kita akan usahakan dari perusahaan bisa semaksimal mungkin membantu. Nanti akan kita rapatkan lagi dengan tim pak wali, seperti apa kesanggupan Pertamina,” pungkasnya. (hfz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: