Membangun Kompetensi dan Komitmen Guru di Masa Pandemi
Oleh: AZIZ
Masa Pandemi Covid-19 berdampak luas ke semua sektor termasuk pada dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Tidak hanya di kota-kota bahkan sampai ke pelosok daerah seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Meskipun demikian, pandemi mampu mengakselerasi pendidikan 4.0. Sistem pembelajaran dilakukan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Guru besar University of Applied Science and Arts, Hannover, Germany and Senior Experten Services (SES) Germany, Prof. Dr. Gerhad Fortwengel, menyebutkan wabah corona ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan. Seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh.
Kompetensi Guru
Belajar Dari Rumah atau yang kita kenal dengan istilah BDR dalam masa darurat virus corona Covid-19 sudah berjalan sekitar 11 bulan.
Selama itu, para murid dari berbagai tingkat pendidikan menjalani belajar dalam jaringan atau daring dan luar jaringan atau luring yang diatur dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19).
Profesionalisme seorang guru sangat diperlukan dalam bidang pendidikan di masa pandemi karena ditangan guru pembelajaran dan hasil belajar siswa dipertaruhkan demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk menjadi guru profesional pada era pandemi ini, para guru mau tidak mau harus mampu untuk bisa menggunakan perangkat elektronik yang terhubung dengan internet sehingga bisa tetap melakukan kegiatan belajar mengajar kapanpun dan dimanapun. Kondisi seperti ini menjadikan guru dan siswa dalam sebuah dilema yang harus dihadapi.
Berbagai masalah awal yang dihadapi dalam kenormalan baru ini. Antara lain adalah tidak semua guru memiliki kompetensi yang memadai dalam menjalankan tugasnya untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah.
Terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut yang belum terbiasa berhubungan dengan internet.
Selain itu, kesiapan para siswa dalam menerima pembelajaran dengan menggunakan perangkat canggih juga menjadi hambatan, seperti yang terjadi di madrasah kami, tidak semua siswa memiliki perangkat canggih yang bisa digunakan untuk menjalankan pembelajaran, sehingga para guru harus bisa menyiasati bagaimana caranya agar tersampaikan materinya yaitu dengan mendatangi siswa ke rumah masing-masing.
Kegiatan ini membuat pekerjaan guru lebih banyak karena harus melakukan pembelajaran dua cara yaitu secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: