>

DISWAY: Daging Ayam Lab

DISWAY: Daging Ayam Lab

Teman lain yang pernah ajak saya makan di Cricket Club ternyata juga bukan member di situ. Di Singapura memang banyak klub seperti itu. Bisnis klub merupakan lahan yang menggiurkan.

Di Singapura Anda bisa mendirikan klub seperti itu. Asal Anda punya ide bisnis yang brilian. Kalau punya nama baik. Dipercaya.

Anda bisa mengajak banyak orang untuk bersama-sama mendirikan klub. Lalu membangun fasilitas eksklusif untuk anggota saja. Di situ bisa dibangun sekaligus: kolam renang, restoran, karaoke, bar, salon, dan apa saja.

 

Dengan cara itu maka orang bisa memiliki kolam renang sendiri, restoran sendiri, salon sendiri. Yang dimaksud \'sendiri\' adalah sejumlah anggota yang ada di situ.

Biaya membangun dan membeli tanahnya dari Anda. Atau dari bank. Biaya pemeliharaan, operasi dan cicilan banknya dari iuran bulanan –plus hasil bisnis yang ada di situ.

Pernah ada orang mendirikan klub eksklusif baru di Singapura. Belakangan anggota klub di situ menggugat ke pengadilan. Penyebabnya: klub menerima anggota terlalu banyak. Sampai 10.000 orang. Bagaimana disebut eksklusif kalau anggotanya 10.000 orang. Penggugat pun menang. Teman saya tadi adalah salah satu yang menggugat itu.

Sebenarnya perusahaan \'peternakan\' ayam tadi bukan perusahaan Singapura. Eat Just, perusahaan itu, dari San Francisco.

Eat Just melihat Singapura bisa dijadikan \'pusat\' ayam lab di dunia. Antara lain karena BPOM di sana sangat nasionalis.

Singapura akhirnya memang memberi izin itu. Akhir tahun lalu. Maka menjelang Natal 2020, dilakukanlah penjualan pertama ayam lab itu. Dalam bentuk makanan siap lahap. Di restoran Klub 1880 tadi.

Hari itu 40 orang diundang untuk mencicipi. Semuanya anggota klub –atau relasi mereka. Kesaksian para pencicip semuanya memuji. Tidak ada yang mencela –mungkin sungkan, mungkin memang tidak ada yang perlu dicela.

\"Rasanya benar-benar ayam murni,\" ujar salah satu dari mereka. \"Kami bisa makan ayam tanpa merasa bersalah,\" katanya. Misalnya, tidak perlu sambil makan ayam membayangkan bagaimana sakitnya ayam disembelih.

Acara cicip-cicip itu memberi kepercayaan diri bagi Klub 1880. Maka sejak Januari lalu menu ayam lab itu pun dipermanenkan di situ.

Untuk sementara chicken nugget tadi dibuat di Singapore Polytechnic’s Food Innovation and Resource Centre. Yang satu hari baru bisa membuat 48 chicken nugget. Itulah sebabnya harga menu chicken nugget di Klub 1880 masih mahal. Satu porsinya Rp 300 ribu.

Kelak mereka akan mendirikan pabrik besar. Termasuk di Amerika dan Eropa. Agar harga daging ayam lab itu lebih murah dari hasil peternakan asli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: