>

Until Today

Until Today

Selain itu dengan gesitnya wanita muda yang kini dalam pelariannya tersebut menyelinap serta menerobos kerumanan orang – orang yang lalu lalang di bandara. Tidak terhitung sudah berapa orang yang ia tabrak. Banyak dari mereka menyumpahi dan melontarkan makian kasar pada wanita muda yang kini hanya bisa menatap mereka dengan raut wajah bersalah, tidak lupa dengan bibir mungilnya yang hanya bisa berkata

“Sorry”.

 “Hey! Girl! whats wrong with you?”

 “Watch your step Girl!”

 “DAMN!”

 “SHIT, apa yang kau lakukan bodoh!”

 “Bitch! Damn! Shit! You broke my work!”

 Soheila Vespera Navulia, adalah nama wanita muda yang kini tengah melarikan diri dari beberapa orang berbadan besar yang merupakan suruhan Dave, rentenir baik hati yang dulu sahabatnya kini mungkin tidak. Ah, ini semua gara – gara Samuel, laki – laki sialan tukang tipu. Karena Samuel, kini Soheila harus menjadi buronan orang – orang suruhan Dave. Seharusnya Soheila sadar dari awal untuk tidak mempercayai laki – laki tukang tipu seperti Samuel. Namun sayangnya, kini nasi tengah menjadi bubur, yang harus Soheila pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar bubur itu enak, karena rasanya tidak mungkin jika harus membuat bubur tersebut kembali menjadi Nasi. Beberapa kali Soheila menengok ke belakang sambil berusah bersembunyi di tengah banyaknya bule dan Soheila berterimakasih atas tingginya badan mereka, tinggi Soheila hanya 168 cm, tergolong pendek untuk orang – orang keturunan Eropa.

 Dibalik tingginya orang – orang yang berada di sekitar Soheila. Soheila mengintip, mencoba memastikan bahwa orang suruhan Dave tidak dapat menemuinya, harapannya harus pupus bahwa orang suruhan Dave semakin banyak dan ada di setiap penjuru bandara. Tak ingin mati konyol di tangan Dave, Soheila memutar otaknya, barang – barang penting seperti passport, tiket, ponsel, uang, dan beberapa barang penting lainnya berada di ranselnya, tak masalah jika Soheila harus mengorbakan kopernya yang berisi pakaian – pakaian kesayangannya. Tak jauh dari tempatnya, sebuah mantel tersampir di kursi tunggu penumpang, memperhatikan sekelilingnya tengah sibuk dan tidak ada yang peduli dengan cepat Soheila mengambil mantel tersebut dan memakainya, tak luput dengan sepasang sandal yang ada di dekatnya.

 Dengan tergesa – gesa Soheila segera check – in menuju penerbangan ke negara asalnya Indonesia, Masih dengan perasaan was – was Soheila berharap dirinya aman walau untuk sesaat, tak lupa Soheila meninggalkan catatan kecil di kursi tempat tadi ia mencuri mantel dan sandal, dan bejanji akan kembali ke Kanada untuk mengganti seluruh uang Dave yang dibawa lari oleh Samuel dan berterimakasih serta meminta maaf kepada orang yang telah ia curi mantel dan sandalnya.

 Ya, setidaknya itu harapan Soheila untuk saat ini

 

***

Seorang pria berwajah Asia – Amerika kini tengah menahan amarahnya, terlihat dari wajahnya yang memerah dan beberapa urat lehernya yang terlihat, menunjukkan bahwa sekarang pria itu ada di puncak kemarahannya, Aciel Aarav. Tak jauh dari pria yang kerap di sapa Ciel itu berdiri laki – laki muda yang kini tengah cemas dan khawatir terhadap kelanjutan hidupnya.

 Adelard meneguk ludahnya kasar melihat betap marahnya Ciel, sebagai asisten pribadinya Adelard tahu bahwa kali ini dirinya benar – benar berada di ambang kematian karena ia lalai menjaga mantel tuannya yang berisi tiket penerbangan Ciel menuju Indonesia untuk urusan kerja sama bisnis perusahaan Ciel yang bergerak di bidang properti, dan fashion yang berkembang menjadi rumah adibusana yang berspealisisasi dalam Houte Colture, dan pakaian siap pakai, barang mewah dan aksesoris mode.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: