>

Until Today

Until Today

 

-Sendiri itu bukanlah sepi, namun ramai juga tak bisa dikatakan bersama. Saat kau sendiri nikmati dan puaskanlah dan saat kau bersama pertahankan dan gapailah-

-Penyihirtuabaikhati

 Soheila menarik dan membuang nafasnya sedari tadi, amarahnya benar – benar ingin meledak sedari tadi, ini sudah sore sejak ia menjalankan rencana pertamanya yaitu mencari sebuah rumah, lama mencari Soheila tidak menemukan rumah atau setidaknya kos – kosan yang menurutnya pas. Selain karena harga sewa tidak sesuai dengan kondisi rumah, Soheila ingin mencari rumah yang bagus dengan harga sewa yang murah. Walau tidak mungkin, Soheila tidak ingin menyerah hingga dirinya berakhir di sebuah rumah nenek lampir yang sangat mirip dengan penyihir tua jahat di sebuah film yang ia tonton namun kali ini penyhir tua itu lebih berbaik hati walau menguras tenaganya juga emosi Soheila.

 

Awalnya Soheila hampir putus asa mencari rumah yang sesuai dengan kriterianya, hingga di ujung jalan yang Soheila susuri, hampir ditutupi pepohonan Soheila melihat sebuah rumah yang sangat asri, ukuran rumahnya pun sangat pas untuk Soheila, tidak terlalu sepi dan besar untuk ditinggali sendirian, juga tidak terlalu kecil karena Soheila tidak suka sempit. Dan pas sekali, di depan pagar rumah yang hanya sebatas dada Soheila tertera papan bertuliskan ‘Disewa, yang minat hubungi 08xx’

 

Tidak ingin membuang kesempatan yang ada, Soheila segera menghubungi nomor yang tertera di papan itu, sesaat masih terdengar nada yang sambungan nomor Soheila ke nomor yang ditujunya, hingga suara seorang wanita menyapu pendengaran Soheila. Dan Soheila tebak dari suara wanita tersebut adalah seorang wanita paruh baya.

 

“Halo”

 

“Halo, Saya Soheila. Saya melihat ada papan di sebuah rumah yang sedang di sewakan, apa nomor yang saya hubungi ini sudah benar?” Jelas Soheila, tak ingin berbasa basi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: