Until Today

-mencintailah sewajarnya dan membencilah sewajarnya. Karena saat cintamu tidak diharapkan kau akan tetap bertahan walau itu menyakitkan dan kala kau membenci kau tidak akan terlalu menyesal kala kau membenci orang yang salah-

~Aciel

Keheningan yang melanda ruang tamu Mariana kini membuat sepasang insan manusia semakin canggung, yang satu merasa sangat malu, sedang yang satunya lagi merasa tak enak diri sekaligus menyesal. Teh hangat yang disajikan Mariana pun tak tersentuh, merasa canggung satu sama lain akhirnya kesunyian lah yang merayap mengisi rongga udara mereka. Soheila mengehela nafas dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak berkontakmata dengan pria di hadapannya, Ciel. Berbeda dengan Ciel yang terang – terangan menatap Soheila.

“Permisi,”

“Permisi,”

Ucap Soheila dan Ciel bersamaan, hening beberap saat menjadi jeda di antara mereka, mempersilahkan satu sama lain untuk berbicara lebih dulu, hingga telah lewat beberapa saat tak seorangpun dari mereka yang bersuara.

“Ladies first,” Ucap Ciel, berusaha mengakhiri keheningan serta mengusir rasa canggung sedari tadi.

“Tidak, aku bisa menunggu, berbicaralah apa yang ingin kau bicarakan.” Ujar Soheila, kali ini ia menatap mata Ciel. Walau gugup Soheila berusaha sebisa mungkin untuk terlihat biasa saja.

“Apa kau yakin mempersilahkan aku duluan?” Soheila mengangguk dengan cara yang sangat menggemaskan menurut Ciel, jika saja bisa Ciel ingin sekali menculik Soheila dan menyimpannya di dalam kamarnya untuk dirinya sendiri.

“Gemasnya,” Batin Ciel.

Ciel sedikit berdehem untuk menetralkan rasa gemasnya terhadap Soheila. Beberapa saat ia masih menatap Soheila dan tanpa sadar Ciel mengutarakan pikirannya pada Soheila.

“Astaga, Cantiknya”

“Ya?” Tanya Soheila bingung setelah mendengar perkataan Ciel. Namun tak ayal perkataan Ciel membuat Soheila memerah, namun tak ingin geer akhirnya Soheila mencoba meyakinkan diri bahwa pujian itu bukan untuknya.

Tersadar sudah mengutarakan pikirannya, akhirnya Ciel memuji Soheila.

Sumber: