Until Today

Soheila mengambil mantel Ciel yang untungnya sempat Soheila antar ke laundry kemarin, cukup memuaskan, seperti yang diharapkanya, tempat Loundry rekomendasi Mariana sangat membuat Soheila puas atas pelayanan dan etos kerjanya. Jam masih menunjukkan pukul 09.00, masih ada waktu satu jam sebelum Soheila bertemu Ciel.
Kemaren Ciel menelponnya, Soheila sempat bertanya – Tanya darimana Ciel mendapatkan nomornya, namun Soheila tidak bertanya lebih lanjut ketika Ciel mengatakan \"nenek lampir\". Hidup Soheila yang teratur mulai kembali semenjak tinggal bersama Mariana, walau dalam waktu yang singkat Soheila dan Mariana kini terasa seperti nenek-cucu sebenarnya, terbukti dengan saat ini Soheila menelpon Mariana untuk meminta izin pulang lebih lambat.
“Ada apa Soheila?” khas Mariana yang tidak suka berbasa – basi, Mariana langsung menanyakan perihal Soheila menelpon.
“Nek, Soheila akan pulang terlambat, makan sianglah nek lebih dulu jangan menuggu Soheila. Apa mau Soheila pesankan makan siang nenek nanti? Dan untuk makan malam Soheila akan membawanya nanti.” Jelas Soheila.
“Hari masih pagi dan kau sudah memikirkan makan malam. Tidak perlu memesankan makan siang untuk nenek, nenek akan memesannya sendiri dan kau juga jangan terlambat makan siang. Dan ya bawalah makan malam nanti saat kau pulang, dengan siapa kau pergi hari ini?” Perkataan Mariana terhenti beberapa saat hingga akhirnya ia melanjutkan, “Astaga, mengobrol denganmu saja nenek hampir kehilangan separuh nafas nenek,” rutuk Mariana yang kali ini Soheila yakin tersengal – sengal dapat di dengar dari nafas Mariana yang terputus – putus.
“Mengakulah bahwa nenek sudah tua” Balas Soheila sambil terkekeh pelan dan di seberang sana terdengan juga Mariana yang tertawa, “Aku pergi dengan Ciel,” Lapor Soheila.
“Baiklah jaga dirimu, dan pertimbangkan permintaan nenek kemaren,” Ucap Mariana mengingatkan.
“Ya nenek tua, aku menyayangimu,” setelah mengucapkan itu Soheila segera mematikan teleponnya dan berangkat menuju tempat pertemuannya dengan Ciel.
Soheila sampai 15 menit awal dari Ciel, Soheila memesan jus jeruk untuk menemaninya menunggu Ciel, sebenarnya Soheila sangat tidak suka menunggu, namun karena dia merasa bersalah pada Ciel sebab telah mencuri mantelnya. Soheila bersedia menunggu.
Kafe yang direkomendasikan Ciel ternyata tidak buruk, mungkin Kafe ini akan menjadi salah satu list Kafe Favoritnya, Kafe ini bertema retro dan buku, terlihat dari nuansa kafe yang seperti tempo dulu dan rak buku di setiap sudutnya, bahkan di setiap meja ada 2-3 buku yang disajikan untuk dibaca. Iringan music kafe ini sangat jarang, musik klasik, hampir semua lagu yang terputar tadi adalah Mozart, benar – benar sesuai selerenya.
Tak berselang lama, Ciel Nampak memasuk kafe dan berjalan menuju Soheila. “Lama menunggu?” Tanya Ciel, Soheila tersenyum dan menggelangkan kepalanya disusul dengan Ciel duduk di hadapan Soheial.
“Apa kau sibuk hari ini?” Tanya Ciel,
“Tidak, aku mungkin tidak memiliki kegiatan yang pasti selama seminggu kedepan. Entahlah mungkin dalam waktu yang tidak diperkirakan, halusnya sebut saja pengangguran.” Jawab Soheila.
“sudah mendapat pekerjaan yang pas?” Tanya Ciel lagi, Soheila memberikan buku menu menunda menjawab pertanyaan Ciel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: