Until Today

-Permainan yang melibatkan hati itu buruk, jika – jika kau tidak bisa menahannya maka hanya ada dua hasil yang akan kau dapati, memenangkannya atau kalah untuk selamanya-
-Aciel
Soheila tidak benar – benar pergi meninggalakan Mariana, tidak jauh dari tempat Mariana, Soheila bersembunyi mengamati Mariana, memastikan Mariana untuk pulang lebih dahulu. Disana, Soheila melihat Mariana tertunduk sedih dan apa itu Mariana menangis? Soheila menjadi merasa bersalah, apa kata – katanya benar – benar menyakitkan untuk Mariana, ya, Soheila rasa itu memang menyakitkan.
Soheila mendapati Mariana menaiki taksi, dari belakang Soheila mengikuti Mariana menggunakan taksi lain memastikan Mariana benar – benar sampai di rumah, tak lama akhirnya taksi yang ditumpangi oleh Mariana berhenti, namun bukan di rumah. Soheila mendapati Mariana turun di pekarangan tidak terawat, terdapat satu rumah tua yang masih layak pakai dan pekarangan ini benar – benar sepi, hanya ada semak – semak yang bertimbun dan pohon – pohon yang menjulang tinggi.
Soheila memutuskan untuk mengamati Marian dari dalam taksi, dan betapa terkejutnya Soheila mendapati seseorang yang keluar dari rumah tua tersebut. Mata Soheila tidak mungkin salah, mata itu, mata hazel itu, mata yang sama yang selalu Soheila kagumi kala Soheila masih mengagumi pria tersebut. Samuel, itu Samuel. Samuel Andara, bajingan yang menipu Soheila.
Siapa Mariana hingga ia bisa kenal dengan Samuel, Dering telpon Soheila berbunyi saat Soheila melihat pemanggilnya itu adalah Ciel. Soheila sudah sedikit terlambat dan mungkin lain kali Soheila akan menanyakan perihal apa hubungan Mariana dengan Samuel secara langsung. Untuk sekarang, Soheila harus menahan rasa penasarannya dan menyuruh supir taksi untuk memutar arah menuju bandara.
Sesampainya di bandara, Soheila merapikan sedikit penampilannya dengan menaburkan bedak di wajahnya dan mengoleskan sedikit lip tint di bibirnya, rambut Soheila yang tadinya terikat ia buka dan ia biarkan tergerai begitu saja lalu mengambil bandana pink yang ia lilitkan ke kepalanya, Soheila menilai lagi penampilannya, blus putih yang ia gunakan berpadu dengan rok mini denim sebatas lutut, merasa sudah baik dan pas akhirnya Soheila memutuskan untuk menelpon Ciel berniat mengatakan bahwa ia telah dibandara.
Soheila menelpon Ciel sambil berjalan, dan setelah beberapa saat nada menyambung terdengar, Suara Ciel akhirnya memenuhi pendengaran Soheila.
“kau sudah sampai di bandara?”
“Ya, kau dimana?” Tanya Soheila.
“Di kafe yang tidak jauh dari ujung bandara, kemarilah.”
“Ya, tung- Argh,” Soheile tidak sengaja di tabrak oleh pria yang sepertinya sedang terburu – buru mengakibatkan ponselnya terjatuh dan teleponnya terputus sepihak.
“Oh My God, Sorry, Are you okay?” Tanya pria tersebut yang ternyata adalah Adelard.
Adelard belum menyadari bahwa wanita yang ia tabrak tadi adalah Soheila, karena Soheila tengah membungkuk mengambil ponselnya yang terjatuh dan rambut panjang Soheila menutup wajahnya. Setelah Soheila berdiri tegak barulah Adelard sadar bahwa itu adalah Soheila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: