>

Until Today

Until Today

-jika wanita menangis bukan karena ia lemah atau cengeng, namun karena ia terlalu kuat untuk sekedar mengaku atau berkata bahwa ia lelah pada apa yang tengah ia rasa-

-UntilToday

Soheila terisak di dekapan Ciel, mendenger seluruh kisah Soheila juga turut membuat Ciel sedih dan prihatin. Ciel tidak membenarkan tindak laku Soheila, namun dirinya juga tidak menyudutkan Soheila, Ciel diam membiarkan Soheila mencurahkan segalanya.

“Ssst…tenanglah,” Ujar Ciel menenangkan Soheila yang menangis histeris. Ciel terus menenangkan Soheila dan tak lama tangis Soheila mulai mereda meninggalkan isakan – isakan kecil. Soheila terlihat manis dengan hidung memerah dan mata yang sembab. Terlihat seperti bakpau, membuat Ciel geram ingin memakannya.

Tidak tahan dengan gemasnya Soheila, Ciel menarik kedua pipi Soheila. “Astaga…bagaimana kau bisa terlihat lucu disaat menangis seperti ini?” ujar Ciel sambil terkekeh geli.

“Aww…lwpaws Ciel, Swakwit,” Keluh Soheila tidak jelas karena tarikan Ciel di pipinya. Soheila mencebik kesal dengan kelakuan Ciel namun tak urung juga ikut tersenyum melihat Ciel tertawa.

“Maafkan aku,” Ujar Ciel.

Percakapan Ciel dan Soheila terjeda beberapa saat, hening memendap diantara mereka dan membuat Soheila dan Ciel berkutat pada pikiran masing – masing.

“apa yang menemuimu malan itu adalah Samuel?” Tanya Ciel tiba tiba, Soheila menanggukkan kepalanya membenarkan Samuel.

“Ya itu Samuel, aku tidak tahu mengapa Samuel tiba – tiba menemuiku dan mengatakan hal – hal yang tidak jelas,” ujar Soheila.

“Seperti apa?” Tanya Ciel penasaran.

“Entahlah, Samuel seolah mengucapkan perpisahan terkahir untuk kami dan berulang kali berkata tentang pengorbanan dan segalanya.” Jelas Soheila dengan raut bingung mengingat maksud Samuel.

“pengorbanan?” Samuel mengulang kalimat itu dengan nada bingung. Ciel dikerjutkan dengan Soheila yang berteriak tiba – tiba.

“NENEK!” Teriak Soheila tiba tiba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: