Kepala Sekolah dan Guru Bersinergi, Kunci Sukses Sekolah Diseminasi Program PINTAR

Kepala Sekolah dan Guru Bersinergi, Kunci Sukses Sekolah Diseminasi Program PINTAR

Oleh: Sri Wahyuni

Melalui Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran), Tanoto Foundation di Kabupaten Batang Hari tidak hanya mendampingi sekolah dan madrasah yang menjadi mitra saja. Namun, program ini juga sudah didiseminasikan ke sekolah-sekolah non mitra.
Kegiatan diseminasi praktik baik pembelajaran dan budaya baca modul I bagi sekolah non mitra Tanoto Foundation ini sudah dilaksanakan di awal tahun 2020 sebelum pandemi melanda, tepatnya di awal Februari 2020.
Salah satu sekolah yang tidak termasuk sekolah mitra Tanoto Foundation adalah SMP Negeri 22 Batang Hari. Sekolah tersebut terletak di Desa Sungaibaung Muarabulian.
Walaupun masih termasuk wilayah ibukota Kabupaten Batang Hari, namun lokasi sekolah ini jauh dari akses internet sehingga kadangkala lambat menerima info-info baru tentang pembelajaran. Begitu akses jalan menuju sekolah ini kurang bersahabat karena jalan menuju sekolah ini rusak.
Tugaskan Guru Ikuti Diseminasi
Sebagai kepala sekolah, saya langsung menugaskan para guru untuk mengikuti diseminasi praktik baik pembelajaran dan budaya baca pada pelatihan diseminasi Program PINTAR Tanoto Foundation.
Guru mata pelajaran yang ikut serta adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan IPS. Dalam kegiatan diseminasi, guru-guru tidak hanya mendengarkan informasi saja, tetapi guru-guru terlibat aktif dalam kegiatan.
Salah satu kegiatan diseminasi itu adalah melakukan langsung praktik mengajar di sekolah. Begitu juga dengan guru-guru SMP Negeri 22 Batang Hari, pada saat kegiatan diseminasi telah mempraktikkan pembelajaran aktif di kelasnya masing-masing.
Aktifkan MIKiR Sebelum Pandemi
Setelah mengikuti kegiatan diseminasi praktik pembelajaran aktif dengan langkah-langkah MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi), guru SMPN 22 Batang Hari menerapkan pembelajaran yang diampunya.
Hal tersebut membawa perubahan dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena metode mengajar guru tidak lagi didominasi dengan kegiatan ceramah.
Guru telah merancang pembelajaran yang membangkitkan keingintahuan siswa, mengajak siswa untuk mengalami langsung pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna. Siswa juga berinteraksi dengan siswa lainnya dan siswa mampu mengkomunikasikan hasil tugas yang dikerjakannya dengan melakukan presentasi di depan kelas.
Contohnya dalam pembelajaran IPA, guru meminta siswa praktik mengamati ekosistem buatan berupa akuarium atau kolam ikan difokuskan pada komponen biotik dan abiotik serta interaksi yang terjadi di dalamnya. Dalam kegiatan belajar itu siswa menjadi aktif dan waktu yang dilalui dalam pembelajaran terasa cepat.
Begitu juga halnya dengan budaya baca, siswa sudah melaksanakannya di jam pertama pembelajaran. Awalnya siswa hanya membaca buku-buku yang disiapkan di kelas, selanjutnya siswa sudah diminta menceritakan buku yang dibacanya.
Hal ini dimaksudkan agar siswa juga terlatih untuk berani dan mampu menyampaikan ide, gagasan atau informasi yang diperolehnya kepada orang lain.
Pembelajaran di Masa Pandemi
Kegiatan pembelajaran tatap muka dengan menerapkan pembelajaran aktif MIKIR dan menerapkan budaya baca yang lebih intensif di sekolah ini dengan tiba-tiba harus terhenti akibat pandemi Covid-19.
Pada masa Pembelajaran Jarak Jauh guru sudah mencoba menerapkan pembelajaran aktif walaupun hanya melalui media grup whatsapp. Dengan segala kendala yang harus dihadapi guru misalnya tidak memiliki kuota, tidak memiliki handphone android dan sinyal yang kurang bersahabat, namun guru dan siswa SMP Negeri 22 Batanghari tetap berinteraksi melakukan proses pembelajaran.
Pada masa pembelajaran jarak jauh ini, sekolah-sekolah non mitra Tanoto Foundation juga mengajukan Diseminasi Praktik Baik Pembelajaran Jarak Jauh Modul Program PINTAR di Forum MGMP SMP Kabupaten Batang Hari. Kegiatan ini dilaksanakan pada 14-18 September 2020 secara daring melalui aplikasi zooom cloud meeting.
Dalam kegiatan diseminasi ini, guru dilatih untuk menginstal aplikasi, memanajemen kelas jarak jauh, serta mengembangkan pembelajaran jarak jauh dan tugas mandiri. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi guru-guru untuk melakukan pembelajaran yang aktif walaupun secara daring.
Pada masa Pembelajaran Jarak jauh ini, SMP Negeri 22 Batanghari melakukan pembelajaran secara blanded (campuran), perpaduan antara daring dan luring.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi siswa dan keefesienan pembelajaran. Karena keterbatasan siswa untuk mengakses pembelajaran secara daring, guru juga menyiapkan bagi yang hanya bisa luring.
Awal tahun 2021, kegiatan belajar sudah bisa dilakukan secara tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Guru dan siswa SMP Negeri 22 Batang Hari sangat senang dengan dibolehkannya pembelajaran secara tatap muka. Walau jumlah siswa dibatasi dalam setiap kelasnya, namun hal itu disyukuri sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar/ pemahaman siswa karena jumlah siswa yang terbatas membuat guru mudah memantau perkembangan kemampuan siswa.
Kisah Sukses Siswa
Salah satu contoh pembelajaran aktif yang sudah dilakukan guru SMP Negeri 22 Batang Hari adalah pada mata pelajaran matematika. Ibu Walgiah, Ibu Elin Afriani dan Ibu Anita Pusvita, guru matematika sudah menerapkan pembelajaran aktif di kelasnya.
Mata pelajaran matematika yang selama ini dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi siswa, kini sudah mulai berangsur disenangi siswa. Hal tersebut diketahui guru setelah melakukan refleksi pembelajaran.
Guru menerapkan pembelajaran aktif dengan pola MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi). Contohnya ketika guru melakukan pembelajaran di kelas 7 KD 3.11 Menganalisis aritmatika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto dan tara) sudah ada perubahan pada minat belajar siswa karena pembelajarannya aktif MIKIR dilakukan di kelas tersebut.
Sebagai kepala sekolah, saya mendukung semua kebutuhan guru dalam memaksimalkan pembelajaran dari hasil pelatihan diseminasi.
Pada 1 Maret 2021, dua orang siswa SMP Negeri 22 Batang Hari yaitu Andin Ersa Putri dan Romayanti telah berani mengikuti kegiatan olimpiade I-Matika yang diadakan Program Studi Matematika - FKIP Universitas Jambi.
Kegiatan yang dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meeting ini diikuti oleh peserta seluruh Indonesia. Walaupun belum menunjukkan hasil yang maksimal, namun dari semangat dan keinginan siswa untuk mengikuti lomba ini adalah sesuatu yang juga patut dihargai.
Siswa yang semula belum percaya diri untuk mengikuti lomba-lomba ternyata sudah mulai menyenangi pelajaran yang dianggap sulit dan menakutkan karena pembelajaran aktif yang mereka alami selama di kelas.
Kini, di awal Mei 2021, Pembelajaran Tatap Muka kembali harus berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh. Hal ini karena semakin meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Batang Hari.
Semoga setelah pembelajaran di sekolah kembali normal, semua guru SMP Negeri 22 Batanghari dan guru-guru sekolah lain yang telah melaksanakan diseminasi Program PINTAR Tanoto Foundation dapat menerapkan hasil diseminasi tersebut dalam pembelajaran di kelasnya masing-masing. (*)

*) Penulis adalah Kepala SMPN 22 Batang Hari Jambi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: