>

Until Today

Until Today

Soheila mendapati Mariana tengah melamun di meja makan, tampak bahwa akhir – akhir ini Mariana tampak tidak bersemangat bahkan selera makan Mariana turun drastis.

“Apa nenek memikirkan Samuel?” Tanya Soheila, menduduki kursi kosong disamping Mariana.

Mariana hanya tersenyum sendu menanggapi Soheila, tidak dapat dipungkiri bahwa Samuel terus menjadi beban pikirannya saat ini, dirinya terlalu khawatir terhadap Samuel.

“Nenek pernah tinggal di kanada, dan bekerja di salah satu panti asuhan di kanada. Kau tahu Soheila, banyak anak – anak yang tidak menyukai nenek hanya karena nenek memiliki wajah orang asia, bahkan hampir semua anak –anak menjahili nenek,” Cerita Mariana dengan wajah yang sedikit berseri kala mengingatnya.

“Hingga nenek diberikan permen oleh anak laki – laki pendiam yang sangat jarang bermain dengan teman – temannya, itu Samuel. Samuel selalu menyendiri dimanapun ia, saat ditanya dulu mengapa ia selalu sendirian ia selalu bilang sulit rasanya bergaul pada mereka yang merasa berkuasa di atas segalanya,” meningatnya Mariana mulai menangis pelan.

“nenek dan Samuel mulai dekat, hingga akhirnya Samuel memanggil nenek ibu untuk permata kalinya itu membuat nenek tahu bahwa Samuel hanya menginkan sosok ibu. Hingga kontrak nenek di panti asuhan itu selesai. Nenek berniat membawa Samuel bersama nenek dan mengangkatnya menjadi anak nenek, namun Samuel menolak mengatakan bahwa ia tidak ingin menyusahkan nenek.”

“berulang kali nenek katakan bahwa Samuel tidak pernah menyusahkan sekalipun. Hingga nenek harus kembali ke Indonesia Samuel tetap tidak ingin ikut, dirinya hanya berjanji akan selalu menelpon nenek. Samuel terus menelpon nenek sampai akhirnya nenek mendapat kabar Samuel kabur dari panti asuhan. Nenek berangkat ke kanada untuk memastikannya sendiri dan mencari Samuel, hingga akhirnya dua tahun nenek bertemu lagi dengan Samuel”

“nenek benar – benar bersyukur melihat Samuel dalam keadaan baik – baik saja hingga nenek membawa Samuel ke Indonesia. Setelah Samuel Dewasa, dirinya ingin kembali ke Kanada untuk mecoba sesuatu yang baru sekaligus berkuliah disana. Nenek mendapati Samuel berhasil dengan pancapainnya membuat nenek turut bahagia hingga nenek kehilangan kontak lagi dengan Samuel beberapa bulan terkahir membuat nenek kembali putus asa, saat hampir putus asa disitulah nenek bertemu denganmu Soheila dan kembali bertemu dengan Samuel, namun belum selesai nenek melapas rindu nenek bahkan nenek harus mempersiapkan diri untuk kehilangnnya,”

“nenek tidak bisa Soheila, nenek tidak bisa.” Histeris Mariana, Soheila yang melihatnya memeluk pelan Mariana, mencoba memberi kekuatan dan berharap Mariana tegar menjalani semuanya. Dirinya tahu pasti semua ini berat untuk Mariana, karena Soheila pernah merasakan di posisi Mariana. Belum lagi, semua ini karena dirinya membuat Soheila semakin merasa bersalah.

Dibalik dinding yang menjadi sekat, Ciel mendengar segalanya. Ciel tidak tahu apa maksud dari semua ini, hanya saja Ciel merasa benar – benar bingung, terjebak di masalah yang belum menjadi masalah tersebut membuatnya rumit. Jika bertindak dengan seenaknya, maka ada Mariana yang bisa saja kehilangan Samuel. Tidak bertindak dan hanya menunggu bisa saja ia kehilangan Soheila. Dirinya ingin egois kali ini saja, dan siapa dalang dibalik semua ini, apa sangat senang melihat orang – orang menderita dalam sebuah ketidakpastian.

Suara tangis Mariana mulai sedikit merada, tak ingin melihat Mariana menangis lebih lama lagi. Ciel datang berharap suasana sedikit lebih hangat dan cerah.

“Apa kalian tengah berpelukan tanpaku?” Tanya Ciel dengan wajah yang sengaja dibuat terlihat sangat kesal.

Seolah mengerti maksud Ciel, Soheila menggapi Ciel dengan guyonan, “memangnya kau siapa huh? Pelukan ini khusus untukku tahu!” ujar Soheila dengan suara yang dbuat seperti anak kecil.

“kalian sangat jahat, kemari dan peluk aku,” ujar Ciel sambil berusaha memeluk Mariana dan Soheila dalam satu dekapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: