>

Until Today

Until Today

Malam sudah semakin larut, dinginnya malam kian ekstrem menembus kulit, bahkan selimut tebal yang Ciel gunakan tidak cukup menghalau dinginnya malam. Walau sudah waktunya tidur, tak terasa ada kantuk menghampiri Ciel, membuatnya mungkin akan terjaga sepanjang malam ini. Larut dengan pikirannya membuat Ciel tidak menyadari kehadiran Soheila.

“Ciel,” Panggil Soheila pelan, mendengar panggilan Soheila membuat Ciel sedikit tersentak.

“Ya?” Jawab Ciel spontan dengan panggilan Soheila. Soheila tersenyum tipis melihat Ciel terkejut, tidak dapat dipungkuri semuanya frustasi dengan masalah yang kini mereka hadapi.

“Tidak mengantuk?” Tanya Soheila, Ciel hanya menggelengkan kepalanya. “Bagiamana dengamu? Tidak mengantuk?” Tanya Ciel lagi pada Soheila, sama seperti Ciel, Soheila hanya menggelangkan kepalanya sebagai respon.

“Apa yang kau pikirkan?” Tanya Soheila mencoba membuat Ciel berbagi masalah dengannya. Ciel menghela nafasnya pelan, frustasi terhadap apa yang ia hadapi kini.

Ciel mengeluarkan sesuatu yang ia sembunyikan di balik selimutnya, sebuah tiket pesawat yang ia pesan tadi pagi. Di tiket pesawat tersebut tertera waktu penerbangan besok pagi pukul delapan menuju Kanada.

“aku tidak tahu apa ini keputusan yang tepat atau tidak, namun jika Adelard memang terlibat dalam semua ini aku akan memastikan sendiri.” Ujar Ciel, “Kau tahu sulit rasanya mempercayai jika Adelard memang terlibat dalam semua ini, dia satu – satunya temanku yang selama ini sangat dekat dengaku, bahkan aku tidak pernah menyembunyikan apapun padanya sekalipun. Namun jika dipikirkan kembali ada halnya itu juga benar, hingga sekarang hanya aku yang benar – benar terbuka pada Adelard, Adelard tidak pernah. Bahkan rasanya aku benar – benar tidak tahu indetitas Adelard sesungguhnya!” lanjut Ciel lagi.

“hei, bukankah Adelard hanya menjad daftar kemungkinan kita. Bisa saja tidak, jangan berprasangka terlalu dalam pada Adelard. Rasanya juga tidak mungkin laki – laki sebaik dan seceria Adelrad menjadi dalang dibalik semua ini, walau itu tidak menutup kemungkinan. Hanya saja jika itu memang Adelard apa tujuan Adelard melakukan semua ini, lagipula kita tidak memiliki bukti jika itu Adelard, dan mengapa seolah – olah disini Adelard lah yang melakukannya,” ujar Soheila sedikit menyemangati dan memberi pengertian pada Ciel yang bimbang dengan keputusannya.

“Apa aku harus pergi ke kanada untuk memastikannya?” Tanya Ciel pada Soheila.

“Apa kau menghubungi Adelard?” Tanya Soheila.

“Tidak, aku rasa ada bagusnya ketika kita tidak menghubungi Adelard dulu. Saat ini Adelard menjadi orang yang sangat kita curigai, jika saat aku pergi ke kanada dan Adelard tidak disana maka Adelard akan menjadi daftar nomor satu yang harus kita waspadai atas semua ini,” jelas Ciel.

“Ya itu benar, jika seperti itu lebih baik maka tidak ada salahnya untuk terbang ke kanada,” Ujar Soheila.

***

Tatapan permusuhan terus terlontar di antara dua orang yang kini berhadapan, jika saja tatapan bisa membunuh dan melukai, maka yang mereka lakukan kini adalah membunuh dan melukai satu sama lain melalui tatapan mata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: