Until Today

Soheila terus memperhatikan Dave dari dalam rumah, astaga mengapa orang – orang disekitarnya tak pernah memiliki pertemuan pertama yang baik dengan Mariana, bahkan dirinya sendiri juga tidak terlalu baik, Mariana yang memang dasarnya menyebalkan atau mereka yang salah. Entahlah, Soheila jadi penasaran, bagaimana Samuel dan Mariana bertemu, apakah Mariana sekejam ini juga bertemu dengannya.
Bukan hanya saja Soheila yang memperhatikan Dave, dari arah lain Mariana juga turut memperhatikan Dave, sebenernya Mariana memiliki hati yang lembut dan selalu terbuka terhadap orang lain, hanya saja terkadang jiwa tegas yang muncul pada dirinya terhadap sopan santun membuat kemarahan spontanitas bekerja, apalagi anak muda jaman sekarang minim memperhatikan sopan santun.
Soheila terlihat lega melihat Dave masuk setelah berbincang dengan Mariana di depan pintu rumah, walau tak tahu apa yang mereka bincangkan, setidaknya Soheila bersyukur Dave dapat masuk ke dalam rumahnya.
Samuel dan Ciel yang hanya menjadi pengamat setia hanya memutar bola mata mereka malas, dan sesekali menguap karena mengantuk lalu berbaring beberapa saat dan kembali menghabiskan camilan yang ada di kulkas dan membuatnya berserakan di ruang tamu Mariana, Mariana tidak terlalu memusingkannya begitupula dengan Soheila walau ia sedikit jengkel. Karena dirinya yang akan membersihkan sisa remah remah makanan mereka nanti.
Soheila segera memeluk Dave, menghela nafas lega melihat Dave sekarang ada di depannya. Dan segera bertanya bagaiamana Dave bisa ada di Indonesia.
“Bagaimana kakak bisa ada di Indonesia, apa yang kakak lakukan?” Tanya Soheila, Dave tersenyum pelan dan mengusap kepala Soheila lembut.
“Kakak akan menjawabnya nanti, tapi bisakah kau menunjukkan dimana makan siang yang disiapkan nenek tua itu, kakak lapar,” ujar Dave dengan membisikkan kata ‘nenek tua’ tersebut pelan agar Mariana tak mendengernya.
Soheila hanya terkekeh kecil dan mengangkat jempolnya sebagai tanda persetujuan, sebelum benar –benar beranjak, Dave mengomentari Ciel dan Samuel yang tertidur di sofa ruang tamu Mariana.
“Kakak tidak tahu bahwa mantan brengsek seperti Samuel dan kekasih barumu itu dapat seakur itu dalam sekali pertemuan,” komentar Dave.
Soheila mengakat bahunya, pertanda ia juga tidak tahu mengapa Ciel dan Samuel bisa seakrab itu, tak ingin ambil pusing lebih lama, Soheila sera menarik Dave menuju dapur.
***
Dilain sisi, Adelard tersenyum puas dengan cerutu ditangannnya, entah berapa kali ia terus menghisap cerutunya, hingga ruangannya kini juga ikut terbawa bau cerutu. Dibalik mejanya, orang suruhannya datang dan melaporkan pekerjaan yang ia mina.
“Jadi? Tanya Adelard, melihat wajah anak buahnya, Adelard yakin bahwa pekerjaan yang ia minta berhasil, tidak mungkin tidak itu bukahlah pekerjaan yang terlalu sulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: