Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Manfaatkan Barang Bekas Menjadi Media Pembelajaran
JAMBI - Isu pemanasan global, lingkungan hidup menjadi isu penting yang sudah jadi perhatian banyak pihak, termasuk guru di Batang Hari Jambi.
Banyaknya penebangan pohon memicu sejumlah potensi kerusakan alam yang berpotensi merusak ekosistem.
“Bumi sedang tidak baik-baik saja, kita harus lebih peduli terhadap lingkungan kita,” ujar Titien Suprihatien, Sabtu, (5/6).
Hari Lingkungan Hidup Sedunia ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setiap 5 Juni.
UNESCO dan KLHK dalam websitenya peringatan ini ditujukan sebagai isu perlindungan dan kesehatan lingkungan sebagai masalah utama yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi di seluruh dunia.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day yang diperingati di seluruh dunia ini bermula sejak tahun 1974.
Guru yang biasa disapa bu Titien tersebut memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar rumah, sekolah, bahkan barang bekas dari rumah rumah siswa untuk dijadikan media pembelajaran demi menyelamatkan lingkungan.
“Gemas rasanya melihat barang-barang tak terpakai yang akhirnya menjadi sampah,” tambahnya.
Melihat hal tersebut, Titien sejak tahun 2003 sudah mulai mengumpulkan semua benda tak terpakai untuk dijadikan alat dan media pembelajaran bagi siswanya di SMPN 11 Batang Hari.
Seperti bekas popok bayi yang dimanfaatkan untuk belajar media tanaman, tulang ikan untuk belajar konstruksi tubuh hewan, bekas kalender untuk membuat media scrapbook, membuat eco enzyme dari sisa buah-buahan.
“Masih banyak yang lain, dengan memanfaatkan barang bekas tak terpakai kita turut berkontribusi menyelamatkan bumi,” ujar Titien yang juga fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation.
Barang Bekas untuk Pembelajaran
Bahan-bahan seperti bekas kantong kresek disuling oleh siswa menjadi alternatif bahan bakar. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Popok bekas dijadikan media tanam dan pupuk untuk pot-pot tanaman di sekolah. Sehingga siswa bisa membantu orangtuanya yang suka tanaman untuk memanfaatkan popok sebagai bahan media tanam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: