>

Wakil Bupati Sangihe Meninggal di Pesawat, Ini Penjelasan Lion Air

Wakil Bupati Sangihe Meninggal di Pesawat, Ini Penjelasan Lion Air

MANADO – Helmud Hontong (HH), Wakil Bupati Sangihe meninggal di pesawat pada Rabu (9/6). Almarhum meninggal dalam pesawat Lion Air dari Bali menuju Makassar.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menyampaikan Helmud Hontong naik pesawat dengan penerbangan nomor JT-740 rute dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar di Badung, Bali (DPS) menuju Makassar.

 

Pesawat itu terbang dari Bali dengan tujuan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Maros, Sulawesi Selatan (UPG).

Menurutnya penerbangan pesawat Lion Air JT-740 itu sudah sesuai standar prosedur (SOP).

“Lion Air penerbangan JT-740 dipersiapkan secara baik. Semua penumpang serta awak pesawat sudah menjalani pemeriksaan kesehatan Covid-19 dengan dinyatakan negatif dan sebelum masuk ke pesawat udara (ketika berada di terminal keberangkatan) surat hasil uji kesehatan sudah diverifikasi oleh petugas medis dari lembaga yang berwenang,” katanya.

Laik Terbang

Menurut Danang, Lion Air mengoperasikan pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LPY yang telah menjalani pemeriksaan sebelum keberangkatan (pre-flight check) dan dinyatakan laik terbang dan beroperasi (airworthy for flight).

Jadwal keberangkatan JT-740 pukul 15.08 WITA dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin pada 16.08 WITA.

“Pada pukul 15.40 WITA, HH membutuhkan pertolongan medis lebih lanjut. Pimpinan awak kabin bersama kru kabin lainnya menghampiri langsung guna mengetahui kondisi aktual penumpang,” katanya.

“Setelah mendapatkan informasi detail dan pengamatan, SFA segera melakukan pengumuman (announcement) apakah dalam penerbangan terdapat profesi dokter atau tenaga medis,” bebernya.

Di penerbangan JT-740 ternyata terdapat tenaga medis (kesehatan), yang dibuktikan dengan tanda identitas secara resmi.

“Menurut prosedur kerja penanganan penumpang, awak kabin segera memberikan POB (tabung oksigen portabel) dengan tindakan melonggarkan pakaian yang mengikat, membersihkan wajah penumpang, menyandarkan kursi serta memasangkan masker oksigen,” tambahnya.

Dalam situasi seperti itu guna memberikan pelayanan terbaik, pilot setelah koordinasi dengan awak kabin memutuskan untuk mengarahkan penerbangan ke bandar udara terdekat.

Saat itu, bandara terdekat adalah Bandar Udara Internasional Hasanuddin (sebagai bandar udara tujuan).

Pilot kemudian menginformasikan kepada petugas lalu lintas udara dan petugas darat (ground operation control), dalam penerbangan terdapat satu penumpang yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: