Ganjar Bisa Ikuti Jejak Jokowi, Asalkan Sosok Ini Jadi Cawapresnya
Baru kemudian ada nama Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berselisih cukup tipis. Keduanya memiliki elektabilitas 7,6 persen dan 7,3 persen.
Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta SK menyebut, penyumbang elektabilitas terbesar Ganjar dan RK itu datang dari generasi milenial dan Gen Z dibanding nama lain.
Sedangkan Prabowo, didominasi suara dari kalangan lebih tua. Perubahan demografi juga terjadi sejak kali pertama Prabowo berlaga di Pilpres 2009 yang kala itu berpasangan dengan Megawati.
Di dua pilpres selanjutnya, yakni 2014 dan 2019, juga mengalami kekalahan. “Makin besarnya pemilih muda pada Pemilu 2024 mendatang patut menjadi pertimbangan partai-partai politik dalam mengusung figur sebagai capres-cawapres,” tuturnya.
Harus Angkat Kaki
Di sisi lain, ointu untuk Ganjar Pranowo jika ingin tetap maju Pilpres 2024 melalui PDIP sepertinya sudah tertutup rapat.
Bahkan, PDIP terkesan menganggap Ganjar sebagai kader yang biasa saja sebagaimana kader pada umumnya.
Itu juga merunut pada pernyataan sejumlah petinggi partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
Pertama, adalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP yang juga Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto.
Sosok yang akrab disapa Bambang Pacul itu menyatakan, jika Ganjar bersikukuh maju di Pilpres 2024, dipersilahkan untuk mencari partai lain.
Demikian juga dengan politisi senior PDIP, Efendi Simbolon yang menyebut posisi tertinggi Ganjar hanya pantas duduk sebagai menteri.
Terbaru, adalah Wasekjen PDIP Utut Adianto yang mengingatkan Ganjar fokus pada tugas partai yang diamanatkan kepadanya. Yakni dengan melaksanakan tugas sebagai Gubernur Jawa Tengah dengan sebaik-baiknya serta tidak usah mengurusi urusan pilpres.
Jika masih ngotot, Utut mempersilahkan Ganjar maju capres dari partai selain PDIP.
Pernyataan para petinggi PDIP untuk Ganjar itu menyiratkan bahwa Ganjar memang tidak masuk dalam rencana pencapresan 2024.
Sebaliknya, Ganjar hanya diplot untuk menyelesaikan tugasnya sebagai kepala daerah.
Dengan demikian, pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai, Ganjar hanya memiliki dua pilihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: