Pengaruh Bersepeda Dengan Kesahatan Paru-Paru

Pengaruh Bersepeda Dengan Kesahatan Paru-Paru

Oleh: dr. Jeremy Willy Henry

Pembimbing: dr. Sudarto SpP

 

Seperti yang sudah kita ketahui, pandemi Covid-19 di Indonesesia ini menyadarkan kita tentang pentingnya mempunyai tubuh yang sehat dan bugar demi daya tahan tubuh yang kuat. Banyak cara yang dilakukan bagi masyarakat di Indonesia untuk mendapatkan tujuan tersebut, salah satunya adalah olahraga. Di masa pandemi ini olahraga bersepeda menjadi sangat populer di berbagai negara, terutama di Indonesia. Transaksi penjualan sepeda di berbagai marketplaces atau toko meningkat sampai dengan 156 persen dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Kondisi ini hingga membuat keberadaan sepeda menjadi langka dan menyebabkan harga-harga sepeda meningkat hingga 2 kali lipat dari harga biasanya.

Di kota Jambi, animo bersepeda juga meningkat pesat. Dengan berbagai variasi sepeda yang ada, hampir setiap pagi hari bis akita jumpai masyarakat yang bersepeda.

Semua olahraga tentunya baik untuk Kesehatan kita, tetapi di masa pandemi ini masyarakat tetap harus melakukan social distancing Ketika berolahraga. Mereka tidak bisa lagi pergi ke tempat pusat kebugaran yang biasanya mereka pergi dan ditambahnya tren yang terjadi di media sosial terhadap sepeda, olahraga mereka pun beralih ke bersepeda.

Bersepeda merupakan olahraga yang sangat sederhana dan bisa dilakukan pada semua umur. Selain melatih jantung dan pernafasan, bersepeda juga dapat menurunkan faktor-faktor stress. Dari beberapa ahli bersepeda merupakan olahraga yang mempunyai low impact terhadap tubuh kita.

Kesehatan yang didapatkan dari bersepada untuk Kesehatan paru-paru adalah kita dapat memaksimalkan paru-paru kita untuk mengembang demi mengambil oksigen. Setiap olahraga, sel kita memerlukan oksigen untuk melakukan fungsinya yang kita peroleh saat mengambil nafas. Oksigen juga digunakan tubuh kita sebagai bahan bakar untuk menciptakan energi. Oleh karena itu keperluan oksigen Ketika berolahraga akan meningkat dan hasil akhir dari pembakarannya adalah karbon dioksida, yang dikeluarkan oleh tubuh Ketika saat membuang nafas. Ketika intensitas atau usaha kita lebih berat, paru-paru dan jantung akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada paru-paru akan mengembang maksimal dan membuka ruang paru yang biasanya tidak diperlukan Ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Usaha ini dibantu dengan otot-otot perut terutama diafragma yang akan berkontraksi sehingga memberi ruang paru-paru untuk mengembang. Selain otot perut, otot-otot pernafasan lain contohnya otot yang berada di sela iga pun juga berkontraksi untuk menyesuaikan keperluan tubuh terhadap oksigennya. Kapasitas paru yang normal dapat memaksimalkan fungsi nya hingga 15% dari fungsi normalnya.

Bagi penderita Asma yang terkontrol dengan obat-obatan dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) boleh di anjurkan untuk bersepeda juga yang gunanya akan melatih otot-otot pernafasan mereka. Selain menguatkan otot-otot pernafasan tersebut, selama bersepeda di dalam tubuh kita akan memproduksi produk antiinflamasi yang akhirnya akan membuat perbaikan terhadap penyakit tersebut.

Sebelum memulai bersepeda kita jangan lupa memakai pendukung keselematan yang sudah ditetapkan contohnya Helm, dan jangan lupa juga menaatin rambu-rambu lalu lintas serta berbagi jalan dengan pengguna jalan yang ada. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: