Pasien Covid Cerita, Jantung dan Paru-parunya Diambil, Tuhan Masih Memberinya Kehidupan
Kun merasa senang saat mengetahui kabar bahwa Catur kini dapat bernapas tanpa bantuan alat apa pun. Dia berharap Catur yang kini sedang berada di rumahnya di Tuban terus membaik.
”Setelah bekerja bersama tim secara sif, meski capek, kami pasti senang melihat pasien akhirnya sembuh. Melihat mereka bisa bernapas lagi, jalan lagi, bekerja lagi, rasanya kelelahan dokter itu terbayar,” ungkapnya.
Catur pun merasa sangat bersyukur. Dia juga merasa, meski dalam mimpi organ-organ tubuhnya diambil, di sisi lain dirinya jelas merasa ada doa-doa yang dipanjatkan dalam mimpi itu. Dia merasa, dalam mimpinya yang mencekam, dirinya tetap menggantungkan harapan kepada Yang Mahakuasa untuk diberi kesempatan hidup sekali lagi.
Dia mengingat salah satu adegan dalam novel karya Viktor Frankl, Man’s Search for Meaning. Ada salah satu nukilan cerita tentang bagaimana manusia bertahan di kamar gas milik Nazi. Di tangan tokoh tersebut, dia memegang kitab suci. ”Jadi benar, spiritual itu harapan yang paling ndak kaleng-kaleng,” ujar Catur yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Sang istri, dr Nur Izzati SpS, sangat bahagia dan bersyukur karena Tuhan menunjukkan kemurahan hati-Nya. Dia bangga pada perjuangan sang suami melawan Covid-19. Dia juga sangat berterima kasih kepada tim dokter RSUD dr Soetomo. Sebab, saat suaminya dirawat pada Mei–Juni lalu, dia sudah berserah jika Tuhan akhirnya mengambil nyawa suaminya.
”Ini seperti mukjizat. Ternyata yang kita kira tidak bisa sembuh, dengan kuasa Allah, semua dibalikkan,” katanya. Dia juga beterima kasih kepada seluruh teman, keluarga, dan pasien yang sempat mengadakan doa bersama lewat Zoom untuk kesembuhan suami tercinta. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: