>

Anak jalanan korban kemunafikan, Selalu kesepian di keramaian

Tiada tempat untuk mengadu, Tempat mencurahkan isi kalbu

Cinta kasih dari ayah ibu, hanyalah peri palsu

-Anak Jalanan, Chrisye

>>> *** <<<

Tidak ada kegiatan yang lebih asyik selain Rumtam bersama Jeje dan Saka menurut Cipta. Rumtam, Rumpi Tampan. Apapun yang mereka bicarakan, akan selalu ada pembahasan lain yang membuat obrolan mereka tidak akan pernah usai, bahkan jeda pun hanya ketika Bi Jam, penjual Nasi Minyak di belakang sekolah mereka mengantarkan makanan yang mereka pesan.

Seperti saat ini, selepas pulang sekolah, Jeje, Saka, dan Cipta memutuskan bermain basket, dengan pembagian Jeje dan Saka satu tim melawan Cipta seorang diri. Walau tidak memiliki tubuh sebagus binaragawan dan otot perut yang diidamkan banyak wanita, seorang Cipta cukup memikat dengan bentuk tubuh Nacho, pinggang yang ramping dengan bahu yang lebar.

Manja dengan bundanya, tidak menjadikan Cipta menjadi seseorang yang hanya hidup di bawah ketiak bundanya, Cipta bahkan terlalu mandiri untuk dirinya, terasa Macho dan Soft disaat bersamaan. Seperti biasanya, pertandingan basket kali ini masih dimenangkan oleh Cipta, walau Jeje dan Saka sudah menjadi satu tim, sejak mereka terus bertanding basket hanya beberapa kali mereka mendapat kemenangan, pertama ketika Cipta tengah lelah dan kedua, ketika Cipta ditemani oleh Windi.

Dengan nafas terengah – engah selepas bermain basket, Jeje, Saka, dan Cipta berbaring di tengah lapangan basket mengistirahatkan tubuh mereka.

“Lo makan apa sih Cip? Bisa segitunya main basket?” Tanya Saka, entahlah kadang Saka merasa harga dirinya tergores, dirinya adalah ketua basket di sekolahnya, namun tak dapat mengalahkan Cipta yang notabenya anggota basket pun tidak, bahkan nilai olahraga Cipta tidak dapat dikategorikan cukup.

“Gue makan hati sama cacian dari lo tiap harinya,” Jawab Cipta pada Saka sambil memejamkan mata.

“Jangan iri, Jangan iri, jangan iri dengki, Jangan, jangan Iri,” Nanyi Jeje memanasi keadaan Saka yang selalu tak terima hasil pertandingan, padahal jelas kalah mutlak.

“Kompor aja lo,” Komentar Saka menendang kaki Jeje yang berbaring di sebelahnya, melihat kelakukan Jeje, mengundang tawa pelan Cipta.

“Kita manusia Ka, hebatnya kita nggak akan ada yang bisa menyamakan, kita semua itu beda, cuma samar karena sejak lahir kita disuruh mikir bahwa kita itu sama dengan yang lain. Lo sama gue sama sama suka basket, bukan berarti gue menang, gue jauh lebih hebet dari lo, kita semua punya batas dan usaha, nggak salah menjadikan orang lain itu panutan, tapi jangan sampai menghancurkan apa yang kita perjuangkan. Jangan ngehancurin di lo sendiri.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: